Tak Ada UN Tahun Depan, Khofifah: Jatim Insya Allah Sudah Siap
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, jika sekolah SMA di Provinsi Jawa Timur sudah siap jika tahun depan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meniadakan Ujian Nasional (UN), dan diganti dengan konsep Merdeka Belajar, yakni dengan Asesemen Kompetensi Minimal dan Survey Karakter.
Menurut Khofifah, kesiapan para siswa di Jawa Timur sudah terlihat sejak saat ini. Sudah banyak siswa yang memiliki kemampuan, minat, dan bakat, yang bisa membawa mereka bisa lulus tanpa harus mengikuti ujian nasional. Seperti atlet-atlet Jatim yang sudah memenangkan kejuaraan Porprov hinga Pekan Olahraga Siswa Nasional.
“Atlet-atlet ini juga memiliki kesempatan di konsep yang baru. Untuk selanjutnya, kami akan pastikan bahwa siswa-siswi di Jatim sudah siap jika memang konsep tersebut akan dipergunakan,” kata Khofifah, Senin 9 Maret 2020 saat sidak ujian berbasis smartphone di SMA Negeri 6 Surabaya.
Terkait dengan konsep Merdeka Belajar, Khofifah mengaku saat ini sedang dibahas secara detail oleh Kemendikbud. Ia mengaku sudah beberapa kali komunikasi dengan Mendikbud Nadiem Makarim terkait konsep tersebut. Salah satunya mengenai kewenangan lembaga yang akan menjalankan konsep tersebut.
“Kita lihat nanti bagaimana hasil asesmen ini oleh Kemendikbud. Nanti dilakukan oleh masing-masing lembaga satuan pendidikan, atau nanti diwewenangkan kepada lembaga khusus. Hal ini menunggu keputusan dari Kemendikbud semuanya,” kata Khofifah.
Meski akan diterapkan pada tahun depan dan masih dalam proses penggodokan, Khofifah sudah yakin bahwa hal itu akan berhasil di Jatim. Karena menurut Khofifah, pada dasarnya hasil Ujian Nasional (UN), sudah tidak lagi menjadi salah satu standar kelulusan bagi siswa di Jatim. Namun hasil nilai UN masih dianggap penting bagi siswa SMA, dikarenakan masih banyak perguruan tinggi atau sekolah tinggi yang menggunakan hasil UN sebagai syarat masuk ke jenjang selanjutnya.
“UN itu sudah sejak tahun lalu tidak masuk dalam komposisi kelulusan. Tetapi secara psikologis, anak-anak tetap menjadikan hal itu sebagai salah satu puncak prestasinya. Tak hanya itu, bagi wali murid-pun, Nilai Ujian Nasional atau UN itu tetap menjadi penting bagi mereka,” katanya.
Advertisement