Tahun Depan, BI Targetkan Remitansi Naik 75 Persen
Remitansi merupakan transfer uang yang dilakukan pekerja asing ke penerima di negara asalnya. Selain bantuan internasional, uang yang dikirimkan pekerja migran merupakan salah satu arus uang terbesar di negara berkembang.
Guna meningkatkan remitansi di Indonesia, Indonesia Sharia Economy Festival (ISEF) 2018 menghadirkan seminar bertema “Membuka Akses Layanan Keuangan Melalui Optimalisasi Layanan Remitansi” pada Jumat, 14 Desember 2018 di Grand City, Surabaya.
Dalam kesempatan itu, Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dr. Sugeng menargetkan peningkatan remitansi naik sebesar 75 persen pada tahun 2019. “Kita masih kalah dari Filipina yang angka remitansinya hingga 1,24 juta US Dollar. Sedangkan kita masih di angka 8,4 juta US Dollar,” ucap Sugeng.
Sugeng pun menjelaskan, jika saat ini remitansi di Indonesia masih mencapai 49 persen pada tahun 2018. Sedangkan Malaysia sebesar 85 persen, dan Singapura 98 persen. Oleh sebab itu, Bank Indonesia membuka akses digital untuk membuka layanan keuangan melalui pengoptimalan remitansi, hingga memenuhi target.
Dalam usaha optimalisasi ini, Sugeng mengaku jika Indonesia masih harus meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) sebelum diberangkatkan ke luar negeri.
“Kita harus melatih dan membekali mereka dengan soft skill. Karena hal itu akan membantu kita untuk membuka peluang bisnis,” ujarnya.
Meski begitu, Sugeng mengimbau agar tetap berhati-hati dengan adanya praktik money laundry. Hal itu dikarenakan dalam meningkatkan devisa negara, ada oknum yang menyelewengkan wewenang hingga melakuan penipuan.
“Karena itu, kita juga bekerja sama dengan Fintech (Financial Technology) demi meningkatkan kualitas keamanan payment jalur digital yang akan kita kembangkan,” pungkasnya. (amm)