Tahun 2024 Bunuh Diri di Banyuwangi Capai 23 Kasus, Penyebabnya: Depresi, Pinjol Hingga Judol
Angka kasus bunuh diri di Banyuwangi meningkat drastis di tahun 2024 ini. Faktor yang paling dominan menjadi penyebab tingginya kasus bunuh diri ini adalah depresi akibat sakit yang berkepanjagan. Selain itu, faktor terjerat judi online (judol) dan pinjaman online (pinjol) juga menjadi pemicu tingginya kasus bunuh diri di Banyuwangi.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, Amir Hidayat, mengatakan, hingga November 2024 ini, kasus bunuh diri di Banyuwangi tercatat sebanyak 23 kasus. Angka ini naik berkali lipat dibanding dengan kasus bunuh diri pada tahun 2023.
“Kasus bunuh diri sampai sekarang belum sampi 2024 berakhir sudah 23 kasus, di tahun 2023 hanya ada 3 kasus. Jadi melonjak sangat siginfikan,” jelasnya, Kamis, 28 November 2024.
Dinas Kesehatan Banyuwangi, menurutnya sudah melakuan surveilance terkait tingginya kasus bunuh diri di Banyuwangi ini. Hasilnya, ada beerapa faktor yang menjadi penyebabnya. Diantaranya , depresi akibat sakit kronis yang sudah lama dan tak kunjung sembuh.
“Ini yang kemungkinan tidak tahan dan mengambil jalan pintas bunuh diri,” terangnya.
Penyebab berikutnya adalah persoalan ekonomi. Akibat kondisi ekonomi banyak masyarakat yang memilih untuk mengambil pinjaman online (pinjol) dan judi online (judol). Selain itu, menurut Amir, ada beberapa kasus bunuh diri yang diakibatkan persoalan asmara akibat putus cinta dan problem kisah keluarga.
Untuk langkah penanganan kasus jiwa berat, Amir menyebut, Dinas Kesehatan Banyuwangi telah melakukan kerja sama dengan RS Jiwa Menur dan RS Jiwa Lawang. Di RS Jiwa Menur, telah disiapkan hotline khusus yang di-back psikolg dan psikiater.
“Yang mengalamai problem bisa konsultasi selama 24 jam,” tegasnya.
Untuk penanganan kasus jiwa berat yang bekerja sama dengan RS Jiwa Lawang, disediakan layanan rujukan secara gratis. Bahkan, kata Amir, tanpa harus merujuk pihak RS Jiwa Lawang akan melakukan penjemputan pada pasien
Dia mencontohkan jika ada kasus jiwa berat lebih dari 3 kasus maka pihak RS Jiwa Lawang akan menjemputnya. Sebelumnya, sudah dua kali pihak RS Jiwa Lawang melakukan penjemputan ke Banyuwangi. Penjemputan pertama dan kedua masing-masing ada 8 kasus.
“Itu gratis semua, fasilitas, semua pembiayaan ditanggung oleh RS Jiwa Lawang,” tegasnya.
Untuk penanganan kasus jiwa ringan, di seluruh Puskesmas yang ada di Banyuwangi terdapat tenaga Pengolah Program kesehatan jiwa yang terus diperkuat kompetensinya. Agar tenaga tersebut bisa melakukan pencegahan sejak dini.
Dalam hal ini, Dinas Kesehatan bekerja sama dengan sektor terkait agar jika ada problem permasalahan kesehatan jiwa semua sektor bisa diajak untuk turut serta. Dia mencontohkan problem di sekolah, ada kordinasi dengan guru BK. Sehingga jika ada masalah bisa segera diselesaikan sejak awal.
“Untuk yang kasus jiwa ringan, kami ada Puskesman Licin, itu nanti bisa menjadi tempat rujukan di tingkat lokal di Kabupaten Banyuwangi,” pungkasnya.
Advertisement