Tahu Campur Legendaris Cak Sarip, Sempat Dianggap Makanan Sampah
Meskipun tahu campur merupakan makanan khas dari Lamongan, Jawa Timur, namun keberadaan makanan ini tak hanya dapat dijumpai di Lamongan saja. Banyak penjaja tahu campur yang tersebar di berbagai kota di Jawa Timur. Makanya, tak heran jika kudapan tersebut, juga digemari oleh warga Kota Malang.
Buktinya adalah Tahu Campur Cak Sarip yang menjual makanan khas Lamongan tersebut sejak 1987, pemilik tahu campur, Saripuddin atau yang akrab disapa Cak Sarip, menceritakan awal mula jualan tahu campur di Malang, banyak orang yang menilai kudapan tersebut mirip seperti sampah.
"Saya Arema asli, bukan dari Lamongan mulai tahun 1987 itu sudah jualan tahu campur, awal mula jualan itu ada yang bilang ini apa makanan sampah tapi kok enak," terang pria berusia 62 tahun tersebut pada Jumat 6 Desember 2019.
Saking legendarisnya tahu campur Cak Sarip pernah dikunjungi oleh penikmat kuliner tersohor di tanah air, yaitu mendiang Bondan Winarno.
"Tahun 2010, Pak Bondan pernah datang kesini," ungkapnya.
Satu porsi tahu campur terdiri dari daging sapi, tahu goreng, perkedel singkong, tauge rebus, selada, sambal petis, mie dan kaldu kental.
Hampir setiap hari warung Cak Sarip tak pernah sepi ia melayani pembeli bersama dengan keempat orang anaknya.
"Semua ini anak saya yang bantu di sini kebetulan kan empat laki-laki semua," ucapnya.
Satu porsi tahu campur dibandrol dengan harga mulai dari Rp16 ribu untuk tahu campur porsi biasa dan Rp22 ribu untuk yang porsi jumbo.
"Selain itu kami juga melayani pembeli yang menginginkan tahu campur untuk dibawa pulang mulai harga Rp17 ribu sampai Rp23 ribu dengan ketentuan yaitu dengan kuah biasa dipisah dan jumbo kuah pisah," terangnya.
Untuk tetap mempertahankan cita rasa, Cak Sarip tidak pernah mengurangi racikan bumbu sejak dulu. Bahkan dia membeli sebuah timbangan untuk menakar setiap bumbu yang diolah
"Jadi, ini nggak pernah saya kurangi karena kan prinsip dagang saya itu kalau sudah enak ya dipertahankan, biar pelanggan itu balik lagi. Apalagi untuk cita rasa kuah, sebab, yang pertama dirasakan orang itu kan kuahnya dulu," tuturnya.
Setiap harinya, Cak Sarip mengaku mampu menjual sekitar 300 porsi tahu campur. Sejak mulai buka sejak pukul 17.00 WIB. Sedangkan untuk jam tutupnya sendiri, Cak Sarip mengungkapkan akan menutup jualannya ketika ia dan anaknya sudah mulai terasa lelah.
"Kalau dulu Arema main saya tutup. Saya kan suka Arema, dulu kalau main meskipun sekali atau dua kali seminggu saya tutup. Kalau sekarang, jika capek ya, kami tutup," terangnya.
Advertisement