Tahapan Pengobatan Kanker Darah
Kanker darah atau leukemia bisa menyerang siapapun, termasuk anak-anak. Seperti yang terjadi pada anak penyanyi Denada, Shakira Aurum. Bocah 6 tahun ini divonis menderita kanker darah. Hingga kini ia menjalani pengobatan di National University Hospital, Singapura.
Apa sebenarnya penyebab kanker darah? Seperti apa proses pengobatannya? Menurut dr. Made Putra Sedana SpPD, KHOM, spesialis penyakit dalam Adi Husada Cancer Center (AHCC), penyakit ini ditandai dengan kadar leukosit yang cenderung naik. Hal ini dialami penderita leukemia akut maupun kronis.
Perbedaannya, lanjut Made Putra Sedana, leukemia akut juga disertai penurunan jumlah sel darah merah dan trombosit. Maka dari itu sering disangka terkena demam berdarah.
"Leukemia akut ataupun kronis. Keduanya bisa di diagnosis lewat pemeriksaan laboratorium, setelah didiagnosis penderita leukemia mutlak harus menjalani kemoterapi," ujarnya.
Tujuan dari kemoterapi, Made menerangkan untuk mematikan sel darah putih berlebih agar tubuh kembali normal.
Kemoterapi pertama dilaksanakan sepekan berturut-turut. "Tahapan inilah yang kerap memicu keluhan tidak nyaman bagi pasiem. Mereka akan merasakan mual hingga terjadi kerontokan rambut," jelas Made Putra Sedana.
Setelah 28 hari ternyata leukosit masih tinggi, tahapan kemoterapi akan diulang. Jika hasilnya bagus, si pasien baru bisa melakukan transplantasi sumsum tulang belakang.
Namun sayangnya, tranplantasi tersebut membutuhkan biaya mahal. Biasanya, kebanyakan pasien memilih pengobatan dilanjutkan dengan konsolidasi.
"Konsolidasi, yaitu pemberian obat kemoterapi dosis tinggi selama tiga bulan," sambungnya.
Menurut Made Putra Sedana, terapi disertai pola hidup sehat serta rutin kontrol wajib dilakukan pasien kanker.
"Memang pasien tidak bisa langsung sembuh total, tapi diharapkan pasien tersebut bisa tetap beraktivitas," tutup Made Putra Sedana.