Tagihan PDAM Warga Cepu Tiba-tiba Membengkak Hingga 10 Kali Lipat
Warga lingkungan Kampung Baru Kelurahan Karangboyo, Kecamatan Cepu, Blora kaget dengan membengkaknya tagihan rekening air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Blora Cabang Cepu. Kenaikan tagihan yang harus mereka bayar mencapai 10 kali lipat.
Padahal, warga pelanggan tersebut tidak merasa menggunakan air hingga berlebihan. Tagihan yang semula hanya berkisar Rp100 ribu hingga Rp200 ribu, membengkak menjadi lebih dari Rp2 juta.
Alhasil, warga pelanggan enggan untuk membayar. Sehingga, petugas PDAM Blora Cabang Cepu melakukan penyegelan sampai waktu yang belum ditentukan.
Hal ini dialami Endang, warga asal Desa Nglobo Kecamatan Jiken yang mengontrak rumah milik Pipit warga lingkungan Kampung Baru Kelurahan Karangboyo. Selama hampir empat tahun tinggal di rumah tersebut tidak pernah ada masalah dengan air dari PDAM.
Namun, pada akhir bulan Maret 2022 mulai ada tanda-tanda ketidakberesan dengan aliran air PDAM Blora Cabang Cepu. Menurutnya, pada Maret itu air jarang keluar hingga awal April. Bahkan, selama bulan puasa air tidak keluar sama sekali, hanya terdengar suara angin yang keluar.
"Selama puasa itu sama sekali tidak keluar. Saya terpaksa pakai air sumur. Baru pada malam takbiran, air baru keluar. Sampai sekarang," ujarnya, Kamis 2 Juni 2022 sore.
Merasa penasaran dan curiga karena air tidak keluar, pada 3 Mei 2022, Pipit merekam meteran air. "Ternyata benar. Meteran air muter terus, padahal airnya tidak keluar. Hanya terdengar suara angin," ujarnya.
Kondisi air yang tidak keluar itu sudah disampaikan kepada petugas. Namun, petugas tidak merespons. Hanya menjawab masih ada perbaikan.
Lama tidak ada tindak lanjut dari petugas PDAM, hingga berjalan satu bulan penuh. Hingga akhirnya, muncullah tagihan pada 28 Mei 2022 dengan total Rp856 ribu.
Sontak saja, Pipit merasa kaget. "Keesokan harinya, saya bersama Mbak Endang mendatangi Kantor PDAM di Cepu. Dengan membawa setumpuk bukti pembayaran. Kami protes," kata Pipit.
Menurut Pipit, dua kali mereka protes, tapi tidak diberikan solusi. PDAM berdalih warga memakai air dengan berlebihan. Padahal, air hampir tidak keluar selama satu bulan.
Pipit mengaku, selama ini memakai air secara normal, tidak berlebihan. Bahkan, air pernah tidak keluar selama satu bulan, sehingga terpaksa harus pakai air sumur.
"Biasanya saya pakai air rata-rata hanya 30 meter kubik. Tiba-tiba tagihan membengkak menjadi 300 meter kubik. Ini kan aneh. Tiga ratus meter kubik itu banyak lho. Ini sudah tidak masuk akal," ujarnya.
Menanggapi keluhan warga itu, petugas datang untuk melakukan pengecekan. Ternyata meteran normal. Tidak ada kerusakan meteran. Tidak ada kebocoran pipa sambungan mulai dari meteran hingga ke rumah. Kondisi ini menambah, kecurigaan dari pelanggan.
"Kalau tidak rusak, logikanya kan pemakaian juga tidak jauh beda dengan bulan berikutnya. Setelah dicek ini kembali ke angka 30 meter kubik," katanya.
Pipit kekeh, tidak mau membayar tagihan. Dia mempersilakan petugas dari PDAM untuk menyegel meteran. “Tidak pakai air kok suruh bayar," katanya.
Sementara itu, Direktur PDAM Blora Yan Ria Pramono saat dikonfirmasi mengatakan, ada kemungkinan ada pemakaian yang berlebihan oleh pelanggan. "Bisa jadi pemakai atau ada sambungan yang bocor," kata dia.
Lanjut Yan, rencana hari ini ada petugas yang akan melakukan pengecekan. "Besok biar dicek ulang aja oleh petugas yang disaksikan pelanggan," kata dia.