Tagar #TangkapFerdinand, Ini Klarifikasi Ferdinan Hutahaean
Ferdinand Hutahaean menjelaskan apa yang dituliskan melalui akun pribadinya @FerdinandHaean3 berkaitan dengan kondisi kebatinannya sendiri. "Itu dialog antara pikiran dan hati saya," katanya, dikutip dari video klarifikasi yang diunggah di Twitter, Rabu 5 Januari 2022.
Dia mengklaim apa yang dituliskan di Twitter dan dianggap sebagai penistaan agama, itu hanya penyemangat untuk dirinya pribadi. Ferdinand Hutahaean menyebut ketika merasa down, dia tidak perlu menceritakannya secara panjang lebar melalui media sosial.
"Saya sedang bicara dengan diri saya sendiri. Saya pikir, orang-orang saja yang terlalu sensitif memaknainya. Seolah-olah, Tuhan, itu, Allah, itu hanya punya dia sendiri," tegasnya.
Meski demikian, Ferdinand Hutahaean menyampaikan permohonan maaf jika ada pihak-pihak tertentu merasa tersinggung dengan cuitannya tersebut.
"Kalau merasa ada yang tersinggung, ya, saya minta maaf, tetapi saya tidak ada menuduh orang lain, tidak ada menuduh agama tertentu, menuduh kelompok tertentu," ucapnya menjelaskan.
Klarifikasi atas cuitan saya yg kemudian viral, semoga semua bisa paham.
— Ferdinand Hutahaean (@FerdinandHaean3) January 5, 2022
Bahwa sesungguhnya itu dialog antara pikiran dan hati saya yg sedang down. Bukan untuk menyasar kelompok tertentu, orang tertentu dan agama tertentu.
Saya mohon maaf atas ketidaknyamanan ini.
Terimakasih pic.twitter.com/a3laHEKU9I
Berikut ini klarifikasi lengkapnya:
Sahabat, selamat pagi. Saya ingin mengklarifikasi tentang riuhnya dan ramainya cuitan saya kemarin, yang mana setelah itu saya tidak bisa memantau media sosial karena ada kesibukan yang tidak bisa saya tinggal.
Saya ingin menyampaikan kali ini adalah bahwa cuitan saya tersebut tidak sedang menyasar kelompok tertentu, kaum tertentu, orang tertentu, atau agama tertentu.
Yang saya lakukan adalah dialog imajiner antara pikiran dan hati saya. Ketika saya down tidak perlu saya bercerita di Twitter, di media sosial bahwa saya sedang down.
Pikiran saya menyatakan, "Hei Ferdinan, kau akan habis. Tidak ada bisa menjagamu. Allah-mu lemah. Tetapi kemudian hati saya menjawab, Hei, kau tidak. Allah-ku kuat. Jadi jangan samakan Allah-ku dengan Allah-mu.
Kemudian orang merasa ada yang dituduh, merasa ada yang diserang. Bahkan, orang-orang tertentu yang selalu menggunakan tabayun, ternyata malah ikut-ikutan mempelintir.
Saya minta maaf kepada siapa pun yang merasa cuitan saya mengganggu, atau membuat siapa pun tidak nyaman. Tidak mungkin saya bicara kepada orang lain "Allah-ku" "Allah-mu" karena Allah itu satu.
Saya harap dengan ini semua bisa memahami. Terima kasih.
Advertisement