Tafsir Surat Yusuf: Kualitas Iman, Kesembuhan Penyakit Mental
Di era modern setiap pribadi menghadapi masalah mental. Masalah kesehatan mental sejatinya adalah peristiwa alamiah yang bisa terjadi kepada siapa saja. Kesehatan mental terjadi bukan karena semata-mata seseorang itu lemah imannya, melainkan karena berbagai kombinasi struktur sosial-psikologis.
Karena itu, maka kualitas keimanan itu justru menjadi unsur penting bagi seseorang yang sedang mengalami masalah mental itu agar senantiasa optimis, tetap berada di jalan yang benar dan berjuang untuk sembuh.
Selaras dengan hal ini, adalah kisah-kisah Nabi Yusuf yang diabadikan sebagai satu surat khusus di dalam Al-Quran.
Yakub disebutkan mengalami kesedihan luar biasa hingga matanya buta akibat kerinduan mendalam terhadap Yusuf, anaknya. Namun meskipun mengalami kesedihan luar biasa, Yakub tidak berputus asa dari rahmat Allah sebagaimana tersurat dalam Surat Yusuf ayat ke-87.
Artinya:
"Wahai anak-anakku! Pergilah kamu, carilah (berita) tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu putus asa dari Rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah ornag-orang yang kafir".
“Ayat ini memberikan kepada kita suatu pelajaran bahwa banyak hal dalam hidup ini yang sepertinya tidak mungkin, sepertinya mustahil, tapi kalau kita orang beriman, kita yakin bahwa Allah itu beserta dan bersama dengan kita, Allah itu mendengar apa yang kita ucapkan apa yang kita mohonkan, makan Allah itu akan senantiasa menemani kita dalam situasi yang bagaimanapun,” kata Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti dalam program Kolak Tvmu.
Hal yang sama sejatinya juga tersirat dari kisah Abu Bakar Ra ketika mendampingi Rasulullah Saw berhijrah dari Makkah ke Madinah.
Dalam persembunyiannya di Gua Tsur dari kejaran kafir Quraisy, Abu Bakr bersedih dan takut kehilangan Rasulullah sehingga Allah menurunkan ayat 40 Surat At-Taubah untuk menenangkan Abu Bakar agar tidak bersedih karena Allah bersama orang beriman.
Dari penjelasan dua hal di atas, Mu’ti menuturkan bahwa orang beriman memiliki peluang untuk lebih cepat sembuh dari masalah mental dibandingkan mereka yang tidak memiliki iman.
“Orang-orang yang beragama itu ternyata kalau sedang berobat itu punya tingkat kesembuhan yang lebih tinggi dibanding dengan orang yang tidak punya iman dan tidak beragama. Karena itu banyak orang yang karena dan tidak punya iman, enggak punya kekuatan spiritual maka dia justru kemudian sekarang berjuang bagaimana supaya bisa berhak untuk bunuh diri (lewat euthanasia),” tuturnya.