Tafsir Surat Al Kafirun, Tadabbur Al-Qur’an Juz ke-30
Surat Al-Kafirun adalah surat Makiyyah yang diturunkan kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam sebelum berhijrah ke kota Madinah. Surat ini juga dikenal dengan nama surat qul ya ayyuhal kafirun.
Selain itu, surat ini juga disebut sebagai surat Al-Ikhlas bersama surat Al-Ikhlas yang sudah diketahui oleh seluruh kaum muslimin yang diawali qul huwallahu ahad. Hal itu karena kedua surat ini menjelaskan tentang bara’ah minas syirk (berlepas diri dari kesyirikan).
Surat Al-Kafirun adalah surat yang menjelaskan tentang berlepas diri dari kesyirikan secara amalan. Sedangkan surat Al-Ikhlas adalah surat yang menjelaskan tentang berlepas diri dari kesyirikan, tetapi dari sisi ilmu yaitu bahwasanya Allah itu Maha Esa.
Nabi sering kali membaca kedua surat ini dalam shalatnya. Sebagaimana yang disebutkan dalam berbagai hadits. Nabi bersabda:
نِعْمَتِ السُّوْرَتَانِ يَقْرَأُ بِهِمَا فِي رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الفَجْرِ : { قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ } وَ { قُلْ يَا أَيُّهَا الكَافِرُوْنَ }
“Sebaik-baik surat yang dibaca ketika dua raka’at qobliyah shubuh adalah Qul huwallahu ahad (surat Al Ikhlash) dan Qul yaa ayyuhal kaafirun (surat Al Kafirun).” (HR Ibnu Khuzaimah 4/273)
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu juga mengatakan,
مَا أُحْصِى مَا سَمِعْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقْرَأُ فِى الرَّكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَفِى الرَّكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلاَةِ الْفَجْرِ بِ (قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ) وَ (قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ}
“Aku tidak dapat menghitung karena sangat sering aku mendengar bacaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca surat pada shalat dua raka’at ba’diyah maghrib dan pada shalat dua raka’at qobliyah shubuh yaitu Qul yaa ayyuhal kafirun (surat Al Kafirun) dan qul huwallahu ahad (surat Al Ikhlash).” (HR Tirmidzi no. 431)
Dalam shalat witirnya Nabi juga membaca Al-Kafirun dan Al-Ikhlas. Dari ‘Abdul Aziz bin Juraij, beliau berkata, “Aku menanyakan pada ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, surat apa yang dibaca oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (setelah membaca Al Fatihah) ketika shalat witir?”
‘Aisyah menjawab,
كَانَ يُوتِرُ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَتْ كَانَ يَقْرَأُ فِى الأُولَى بِ (سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى) وَفِى الثَّانِيَةِ بِ (قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ) وَفِى الثَّالِثَةِ بِ (قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ) وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ.
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca pada raka’at pertama: Sabbihisma robbikal a’la (surat Al A’laa), pada raka’at kedua: Qul yaa ayyuhal kafiruun (surat Al Kafirun), dan pada raka’at ketiga: Qul huwallahu ahad (surat Al Ikhlash) dan mu’awwidzatain (surat Al Falaq dan An Naas).” (HR An-Nasai no. 1699, Tirmidzi no. 463, Ahmad 6/227)
Kemudian diantara sunnah Nabi yaitu membaca surat Al-Kafirun sebelum tidur. Dan ini adalah sunnah yang sering ditinggalkan oleh manusia. Nabi bersabda:
اقْرَأْ عِنْدَ مَنَامِكَ (قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ) ثُمَّ نَمْ عَلَى خَاتِمَتِهَا، فَإِنَّهَا بَرَاءَةٌ مِنَ الشِّرْكِ
“Bacalah ketika akan tidur, ‘qul yaa ayyuhal kaafiruun,’ kemudian tidurlah setelah selesai menamatkannya, sesungguhnya ia pelepasan diri dari syirik.” (HR Ahmad, 5/456)
Dari sini bisa disimpulkan bahwa Nabi sering membaca surat Al-Kafirun di awal hari dan di penghujung malam sebelum tidur. Ini menunjukkan bahwasanya surat Al-Kafirun adalah surat yang penting yang sering dibaca oleh Nabi karena isinya adalah bara’ah minas syirk yaitu pernyataan berlepas dirinya Nabi dari kesyirikan.
Para ahli tafsir menyebutkan tentang sebab turunnya surat ini. Orang-orang musyrikin senantiasa merayu Nabi agar menghentikan dakwahnya, dakwah yang mengajak kepada tauhid dan meninggalkan kesyirikan. Akhirnya mereka menempuh berbagai macam cara, mereka menawarkan kepada Nabi harta, tahta, dan jabatan. Tapi Nabi tidak tertarik dengan itu semua.
Akhirnya ditawarkan kepadanya wanita tercantik, tetapi Nabi juga tidak tertarik dengan itu. Mereka terus memberikan penawaran kepada Nabi dan beliau terus menolak.
Akhirnya mereka memberikan penawaran yang lain, mereka mengajak Nabi menyembah Tuhan mereka selama setahun saja dan setelah itu giliran mereka menyembah Tuhannya Nabi selama satu tahun berikutnya. Allah memerintahkan kepada Nabi untuk menolak penawaran tersebut.
Kemudian Allah menurunkan surat Al-Kafirun, sebagai bentuk tegas penolakan Nabi terhadap ajakan mereka.
Lihatlah bagaimana usaha yang dilakukan oleh orang-orang musyrikin untuk mengehentikan dakwah tauhid, bahkan mereka rela bertauhid selama setahun.
Andai saja Nabi menyembah tuhan-tuhan mereka walaupun sekejap mata niscaya Nabi telah terjerumus ke dalam kesyirikan sehingga rusaklah tauhidnya.
Oleh karena itu, Nabi tidak tawar-menawar dalam masalah ini. Dengan tegas Nabi menolaknya.
Berbeda dalam kondisi-kondisi yang lain, terkadang Nabi menggunakan kata-kata yang lembut untuk mengambil hati mereka. Tetapi karena ini berkaitan tauhid dan syirik maka Nabi membantah dengan perkataan yang tegas dengan ayat-ayat pada surat ini.
Kandungan Surat Al-Kafirun
Bismillahirrahmanirrahim,
Ayat 1
Allah ‘Azza Wajalla berfirman,
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ
"Katakanlah: “Hai orang-orang kafir",
Katakanlah wahai Nabi kepada orang-orang kafir secara terang-terangan dan jelas kepada mereka.
Ayat 2
Allah ‘Azza Wajalla berfirman,
لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ
"Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah",
Aku berlepas diri dari segala yang kalian sembah selain Allah, secara lahir dan batin.
Ayat 3
Allah ‘Azza Wajalla berfirman,
وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ
"Dan kalian juga tidak akan menyembah apa yang aku sembah",
Karena sesungguhnya ibadah kalian kepada Allah itu tidak disertai dengan keikhlasan dan tercampur dengan kesyirikan, sedangkan ibadahku semata-mata ikhlas untuk Allah.
Ayat 4
Allah ‘Azza Wajalla berfirman,
وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ
"Dan aku tidak akan pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah",
Dan aku tidak akan pernah menjadi penyembah segala yang kamu sembah berupa berhala dan sesembahan selain Allah.
Ayat 5
Allah ‘Azza Wajalla berfirman,
وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ
"Dan kalian pun tidak akan pernah menjadi penyembah apa yang aku sembah",
Dan kalian pun tidak akan pernah menjadi penyembah yang aku sembah, ayat ini turun berkenaan dengan person-person orang musyrik tertentu, yang telah Allah ketahui bahwa mereka tidak akan beriman selama-lamanya.
Ayat 6
Allah ‘Azza Wajalla berfirman,
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ
“Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku".
"Bagi kalian agama kalian", dimana kalian bersikeras untuk terus mengikutinya padahal di sana terdapat kesyirikan. "Dan bagiku agamaku", yaitu agama islam yang aku tidak menginginkan agama selainnya.
Selesai penulisan tafsir surat al-Kafirun diselesaikan dengan pertolongan dari Allah.
Semoga bermanfaat. Wallahu a'lam.