Tafsir At-Tanwir Diminati Para Peneliti dari Turki, Ini Keunikan
Muhammadiyah melalui Majelis Tarjih dan Tajdid sedang menyusun kitab tafsir yang diberi nama Tafsir At Tanwir. Sejak pertama kali terbit tahun 2016, Tafsir At Tanwir baru melahirkan dua juz yang diterbitkan di Suara Muhammadiyah. Majelis Tarjih bersama Suara Muhammadiyah menargetkan untuk menghadirkan lima jilid Tafsir At-Tanwir saat muktamar 2022.
Sebagai produk tafsir Muhammadiyah, kitab Tafsir At Tanwir memiliki ciri khas yang berbeda dengan tafsir-tafsir yang sudah ada. Keunikan kitab tafsir yang disusun ulama-intelektual Muhammadiyah ini dibanding karya-karya mufassir lainnya ialah mengombinasikan metode tahlili dan maudhui.
Artinya, tafsir ini disusun secara berurutan sesuai urutan mushaf, mulai dari surat Al-Fatihah dan nantinya akan diakhiri dengan Surat An-Nas. Dari urutan tersebut dikelompokkan menurut tema-tema tertentu.
Rujukan Khas Muhammadiyah
Meski demikian, tafsir ini tidak mengabaikan cara kerja tafsir klasik, seperti merujuk kepada Al-Qur’an, hadis, dan ijtihad mufassir yang lain. Bahkan hal yang unik ialah merujuk sejumlah pakar filsafat, bahasa, ekonomi, sains, dan lain-lain yang tidak hanya berbahasa Arab tetapi juga bahasa lainnya. Ragam rujukan ini merepresentasikan komitmen yang kuat dalam menafsirkan al-Qur’an dengan cara pandang Islam Berkemajuan.
Karena keunikannya yang membawa warna baru dalam dunia tafsir, para peneliti asal Turki mengaku memiliki minat yang tinggi mengkaji Tafsir At Tanwir. Hal tersebut disampaikan Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Turki Syamsul Hidayat Daud dalam Pengajian Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan tema ‘Ber-Muhammadiyah di Mancanegara’ pada Jumat.
“Berita gembiranya sekarang ada mahasiswa doktoral asal Turki yang rencananya akan meriset Tafsir At Tanwir karya Muhammadiyah. Kami dari PCIM Turki sangat mendukung kemudian kita kasih beliau tafsir tersebut, Alhamdulillah orangnya juga mau belajar bahasa Indonesia, dan ia berusaha memahami Tafsir At Tanwir yang berbahasa Indonesia itu,”
Dakwah Perkembang di Turki
Syamsul menerangkan, dakwah Muhammadiyah di Turki semakin berkembang. Kendati pemerintahan Turki kurang bersabahat dengan keberadaan beberapa ormas Islam lokal setempat, Syamsul meyakinkan gerak langkah Muhammadiyah hanya ingin menyebarkan paham Islam Berkemajuan dan bekerja sama dengan pemerintah Turki dalam misi kemanusiaan di banyak sektor.
Hasilnya, tidak sedikit para peneliti yang tertarik mengkaji Muhammadiyah lewat Tafsir At Tanwir. Alasannya yang mungkin dapat dicari justifikasinya, karena Tafsir At-Tanwir menawarkan etos ibadah (membangkitkan ibadah spiritual sekaligus sosial); etos ekonomi (mendorong semangat kerja, disiplin, kerja sama, menghindari kerugian, tanggung jawab); etos sosial (mengupayakan solidaritas, toleransi, persaudaraan, keadilan); dan etos keilmuan (menggairahkan kembali wacana-wacana berkemajuan di antara kaum beriman).
“Muhammadiyah saat ini di Turki mulai diteliti, salah satunya ialah penelitian doktoral tentang Tafsir At Tanwir. Peneliti ini bersedia belajar bahasa Indonesia agar dapat memahami isi dari Tafsir At Tanwir ini,” ujar Mahasiswa Doktor di Eskişehir Osmangazi Üniversitesi, Turki ini.