Tadarus Al Quran Raksasa di Masjid Agung Baiturrahman Banyuwangi
Tadarus Al Quran menjadi salah satu amalan yang dilakukan umat Islam di bulan Ramadan. Biasanya tadarus dilakukan setiap malam usai melaksanakan shalat Tarawih. Ada dilakukan di masjid atau musala. Ada juga yang melaksanakan tadarus di rumah masing-masing.
Di Masjid Agung Baiturrahman Banyuwangi, tadarus dilakukan dengan menggunakan Al Quran raksasa. Ukurannya jauh lebih besar dari ukuran Al Quran pada umumnya, yakni 1,5 x2 meter. Al Quran raksasa ini hanya dibaca pada saat bulan Ramadan saja.
“Setiap tahun di bulan Ramadan, setelah salat tarawih kita melaksanakan tadarus Al Quran dengan Al Quran raksasa,” terang Koordinator Majelis Semaan Al Quran Masjid Baiturrahman, Banyuwangi, Ahmad Rifai, 52 tahun, Minggu, 26 Maret 2023.
Seperti tadarus pada umumnya, tadarus di masjid yang berada di pusat kota Banyuwangi ini dilakukan usai pelaksanaan Salat Tarawih. Qori atau pembaca Al Quran raksasa ini juga sudah ada petugas khusus. Setiap malam ada 7 Qori yang melakukan tadarus dengan Al Quran raksasa ini. Salah satunya merupakan seorang hafidz Al Quran.
Mereka bergantian melantunkan ayat-ayat suci Al Quran di lantai dua masjid kebanggaan masyarakat Banyuwangi itu. Saat salah satu qori membaca Al Quran raksasa, enam qori yang lain menyimak dengan Al Quran berukuran standar.
Ahmad Rifai menambahkan, karena ukuran Al Quran yang tidak lazim ini untuk membuka lembaran Al Quran ke halaman yang akan dibaca juga telah ditempatkan petugas khusus. Ada dua orang yang diberi tanggung jawab melaksanakan tugas ini.
“Qori sebanyak 7 orang, sebagai pembuka (lembaran halaman) Al Quran dua orang,” bebernya.
Tadarus dengan Al Quran Raksasa ini, sambung Rifai, setiap malamnya hanya sebanya 3 juz saja. Biasanya 3 pembacaan 3 juz ini sudah selesai pukul 22.00 WIB. Tadarus Al Quran raksasa ini kemudian dilanjutkan malam berikutnya.
Al Quran raksasa ini, ditulis oleh KH. Abdul Karim asal Genteng Banyuwangi. Al Quran raksasa ini diwakafkan di Masjid Baiturrahman Banyuwangi sejak 5 September 2010 atau hari Ahad bertepatan dengan 27 Ramadan 1431 Hijriyah.
Sejak saat saat itu, Al Quran raksasa selalu dibaca setiap bulan Ramadan. Namun, Rifai mengatakan, tadarus Al Quran raksasa ini tidak dilakukan sebulan penuh. Tadarus Al Quran berukuran jumbo ini hanya dilakukan mulai 1 sampai 27 Ramadan saja.
“Hari-hari terakhir Ramadan digunakan untuk persiapan kegiatan yang lainnya termasuk persiapan Idul Fitri,” terangnya.
Tadarus Al Quran Raksasa Lebih Sulit
Secara logika, membaca Al Quran berukuran besar akan lebih mudah dibanding dengan membaca Al Quran yang berukuran standar. Faktanya menurut beberapa Qori justru membaca Al Quran raksasa ini lebih sulit.
“Orang pasti menyangka lebih mudah, padahal ini lebih sulit,” jelas Ahmad Rifai yang juga salah satu pembaca Al Quran raksasa.
Dia menjelaskan, meskipun seseorang sudah lancar membaca Al Quran berukuran standar namun saat membaca Al Quran raksasa ini, apalagi saat pertama kali pasti akan merasa kesulitan. “Berbeda, Lebih sulit, seperti ada rasa grogi,” katanya.
Senada dengan Ahmad Rifai, Qori yang lain, Muzaki, mengatakan, membaca Al Quran berukuran standar jauh lebih mudah dibanding dengan Al Quran raksasa ini. Pria yang sudah 7 tahun menjadi pembaca Al Quran raksasa ini juga mengaku kesulitan saat awal-awal menjadi Qori.
“Awalnya kesulitan juga, tapi Kalau sudah terbiasa enak sudah,” ungkap warga Kelurahan Penataban, Kecamatan Giri, Banyuwangi ini.
Advertisement