Tabebuya Mekar, Surabaya Indah Bak Kota di Jepang
Mekarnya bunga Tabebuya selama bulan November 2019, membuat panorama Kota Surabaya semakin cantik. Bunga yang ditanam Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya di jalan-jalan protokol itu, seakan membuat mata pengendara lebih segar saat berkendara.
Setidaknya ada tiga jenis spesies Bunga Tabebuya ditanam Pemkot di beberapa trotoal pinggir jalan protokol di Kota Pahlawan. Yakni Tabebuya berwarna putih, kuning, dan pink.
Kepala Bidang Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan Penerangan Jalan Umum (PJU) Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Kota Surabaya, Hendri Setianto mengatakan, bunga Tabebuya biasanya akan mekar pada bulan Oktober. Namun, karena cuaca kurang menentu akhir-akhir ini, alhasil bunga Tabebuya baru merekah pada bulan November.
"Iya nih tahun ini agak mundur. Biasanya Oktober, sudah warna-warni di pinggir jalan. Soalnya ini 'kan cuacanya kemarin panas dingin terus," kata Hendri, Selasa 19 November 2019 di Balai Kota Surabaya.
Bunga yang berasal dari Jepang itu, sudah ditanam oleh Pemkot sejak 10 tahun lalu. Bahkan, hari ini, sudah ada 7 ribu pohon Tabebuya yang tertanam di taman-taman kecil pinggir jalanan protokol di Kota Surabaya.
Pemilihan Tabebuya bukan tanpa alasan. Menurut Hendri, kualitas bunga yang bagus, cepat tumbuh besar, tahan terhadap iklim dan cuaca. Selain itu, juga mudahnya perawatan adalah alasan Pemkot memilih menanam Tabebuya.
"Ini itu cepat besar pohonnya. Jadi enak. Perawatan juga mudah sekali. Cuma per empat bulan baru kami kasih pupuk. Kalau penyiraman ya reguler-lah seperti pohon pada umumnya," katanya.
Selain itu, pupuk yang digunakan untuk tanaman Tabebuya adalah pupuk kompos hasil dari limbah pohon Tabebuya itu sendiri.
"Ranting-ranting, daun, dari pohon itu sendiri, dan beberapa tanaman lain itu jadi pupuk kompos. Itu yang kami manfaatkan. Biar tidak bergantung kepada kimia terus," katanya.
Pada tahun depan, Pemkot Surabaya berencana menambah penanaman pohon Tabebuya. Setidaknya akan ada 500 lebih pohon Tabebuya baru yang akan menghiasi Kota Surabaya. PohonTabebuya yang akan ditanam oleh Pemkot berdiameter 8-10 centimeter dengan ketinggian 3 meter, dengan usia rata-rata di atas 4 tahun.
"Iya pohon yang sudah matang. Mudah sekali. Bagitu kita tanam ya, setahun kemudian itu sudah berbunga. Cantik sekali," kata Hendri.
Sebanyak 500 lebih pohon Tabebuya akan ditanam Pemkot pada 2020 tersebut. Itu akan difokuskan di kawasan Surabaya Barat seperti Mayjend Sungkono, HR Muhammad dan Wiyung.
"Iya dananya sudah disiapkan. Memakai APBD 2020. NAnti rata-rata pohon Tabebuya yang kami tanam itu yang warnanya pink. Soalnya warna itu yang paling menarik daripada warna lainnya," pungkas Hendri.
Berdasar pengamatan di lapangan, mekarnya bunga Tabebuya memang mempercantik keindahan ruas jalan di Kota Surabaya. Hanya sebatas cantik untuk pandangan mata saja. Namun, tidak membuat suasana lebih rindang. Karena struktur tanamannya tidak mengembang seperti pohon-pohon hijau lainnya.
Hal itu disetujui oleh salah satu pengendara di ruas Jalan Ahmad Yani Surabaya. Pengendara bernama Yudi itu mengatakan, bunga Tabebuya sangat menarik dan cantik untuk hiasan di Kota Surabaya. Namun, tidak bisa membuat Surabaya lebih rindang dan dingin, karena daunnya tidak bisa menutup terik matahari.
"Cantik kok mas. Tapi menurut saya kurang dingin. Kan ada pohon-pohon itu yang dilihat cantik, dan bikin dingin sejuk gitu. Bisa mengurangi polusi dan sinar matahari, soalnya Surabaya itu kan panas ya," kata Yudi kepada ngopibareng.id di Jalan Ahmad Yani Surabaya.
Berbeda dengan Yudi, menurut Ayyi, pelajar di salah satu SMA kompleks di Surabaya, mekarnya bunga Tabebuya di jalanan Kota Surabaya membuat SUrabaya semakin cantik, mirip dengan kota-kota di Jepang.
"Kalau ini di tengah kota cantik sekali mas. Mirip di kota-kota maju gitu, kayak di Jepang," kelakarnya.