Tabayun, Strategi Menaklukkan Musuh! Wasiat Penting Rais Aam PBNU
Warga Nahdliyin diimbau untuk senantiasa bertabayun (klarifikasi) atau teliti terhadap seluruh permasalahan yang ada.
Tabayyun menjadi sebuah amanah yang ditanggung oleh seluruh manusia terutama seluruh Nahdliyin, khususnya pengurus NU secara keseluruhan.
Tabayun merupakan senjata untuk menaklukan musuh-musuh yang ada. Sehingga, jika tidak bertabayun maka mereka akan kalah sebelum berperang.
Demikian dikatakan Rais Aam Pengurus Besar PBNU KH Miftachul Akhyar.
"Manakala PBNU melakukan (perbuatan) sesuatu, (maka) datang dan tanyakan. (Jangan) belum datang, sudah pengumuman," kata Kiai Miftach dalam pembukaan acara Konbes NU 2024 di Pesantren Al Munawwir, Krapyak, Yogykarta, Senin (29 Januari 2024).
Hadir dalam kesempatan itu, Mustasyar PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri alias Gus Mus dan sejumlah tokoh lain dari Pesantren legendaris di Nusantara. Seperti KH Ubaidillah Faqih Langitan (Tuban) dll.
"Sami'na wa athana, di situlah Allah memberikan anugerah (yaitu) adalah perilaku ulama dulu, bahkan para nabi juga mengucapkan sami'na wa'athona (kami mendengar dan menaati)," katanya.
Demi Suasana Kondusif
Klarifikasi, kata dia, dapat menciptakan suasana yang kondusif. Sehingga, dapat menjadikan kemaslahatan bagi kehidupan yang ada di dunia bahkan sampai di akhirat.
"Kalau tidak paham dan tidak mengerti, temuilah! Ngomong langsung sama orangnya, jangan ngomong di luar. Apalagi tidak mengerti juntrungannya, sudah tiba-tiba menshare dengan kata-kata," jelasnya.
Klarifikasi ini menjadi penting. Sebab, NU akan menjadi rujukan bagi masyarakat luas. NU, kata dia, harus menjadi penerjemah agama Islam dan memanfaatkan momentum tersebut saat menjadi pengurus NU di berbagai sektor manapun.
"NU ingin menjadi Mutarjim (penerjemah) semampunya. Menerjemahkan Islam yang benar, dakwah yang merangkul tidak memukul, dakwah yang membina tidak menghina. Dakwah yang mengayomi tidak menyaingi dan dakwah yang simpatik," ujarnya.