Tabayun pun Perlu dalam Pemberitaan, Tak Tergesa Ngeshare
Tabayyun dalam pemberitaan. Jangan tergesa-gesa dan ikut-ikutan menyebarkan kabar yang belum diketahui ujung pangkalnya.
Allah ta'ala mengingatkan di dalam firman-Nya:
ياأيها الذين آمنوا إن جاءكم فاسق بنبإ فتبينوا أن تصيبوا قوما بجهالة فتصبحوا على ما فعلتم نادمين
"Wahai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu."
(QS. Al-Hujurat: 6)
Tafsir Al-Quran
Para mufassirin menjelaskan ayat ini turun berkenaan dengan Al-Walid bin Uqbah bin Abi Mu'ith yang diutus oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk menarik zakat Bani Al-Musthaliq.
Singkat cerita, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sudah menetapkan waktu pengambilan zakat tetapi utusan beliau tak kunjung datang, maka Al-Harits bin Dhirar bersama kaumnya Bani Al-Musthaliq berinisiatif hendak menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Di tengah jalan, Al-Walid melihat dari kejauhan ia menyangka bahwa Bani Al-Musthaliq bergerombol seperti itu dipikirnya mau menyerang kaum Muslimin dan beranggapan menolak bayar zakat.
Berdasarkan persangkaannya itu dilaporkanlah hal itu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan beliau berniat ingin balik menyerang.
Tak lama berselang, datanglah utusan Bani Al-Musthaliq mengklarifikasi apa yang sebetulnya terjadi dan turunlah firman Allah di atas.
🧷 Tafsir Ibnu Katsir (4/209)
6 Pelajaran berharga yang dapat kita ambil dari kisah ini.
1). Tidak membenarkan berita yang datang dari orang fasik dan tidak pula menolaknya sampai diperiksa dengan teliti ini (tabayyun) sebagaimana yang disampaikan oleh Ibnul Qayyim.
2). Para ulama berkata orang yang fasik adalah orang yang keluar dari ketaatan, jika berbicara ia berdusta meski adakalanya jujur sehingga beritanya tidak bisa langsung diterima dan tidak dapat menjadi saksi secara umum.
3). Berita dari seorang muslim yang terpercaya dan dikenal jujur maka diterima tanpa harus tabayyun. Kecuali jika ada keraguan atau indikasi sebaliknya maka harus diteliti, karena tidak menutup kemungkinan orang yang bisa dipercaya terjadi darinya kekeliruan.
4). Bijak menanggapi berita tidak cepat menyimpulkan dan tidak gampang menghukumi orang, terlebih berita yang beredar di media sosial. Gambarnya mungkin benar tetapi pemberitaannya salah..
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengingatkan,
“Cukuplah seorang dikatakan telah berdusta ketika dia langsung menyampaikan berita apa saja yang dia dengar.” (HR. Muslim 5)
5). Penuntut ilmu pihak yang paling dituntut berhias dengan sikap teliti (tatsabbut) terutama dalam masalah penting dan urusan besar. Betapa banyak kekacauan dan fitnah terjadi akibat tergesa-gesa.