Ta’awun Ajaran Inklusi Agama Islam, Begini Penjelasan Haedar
Makna dari kata ta’awun untuk negeri telah dipraktikkan Muhammadiyah dalam aksi nyata. Hal itulah yang menjadi tema milad ke-106 Muhammadiyah. Di antaranya sumbangsih yang telah diberikan Muhammadiyah kepada suku Kokoda yang berada di Papua Barat, dan juga pendirian amal usaha Muhammadiyah dalam bidang pendidikan, khususnya Perguruan Tinggi di Indonesia Bagian Timur.
“Kalau kita berta’awun, nilai berkahnya akan kembali kepada kita, spirit ta’awun harus dipraktekkan dengan siapa pun tanpa pandang bulu. Karena pada dasarnya, ta’awun merupakan ajaran inklusinya agama Islam,” kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, dalam keterangan diterima ngopibareng.id, Senin 21 Januari 2019.
Menurutnya, tugas persyarikatan sesungguhnya mulia, tetapi berat.
“Karena kita di Muhammadiyah harus menjadi pelaku dakwah, mengajak pada Islam, mengajak pada segala macam kebaikan di muka bumi ini, kemudian mencegah dari yang munkar,” kata Haedar Nashir.
“Karena kita di Muhammadiyah harus menjadi pelaku dakwah, mengajak pada Islam, mengajak pada segala macam kebaikan di muka bumi ini, kemudian mencegah dari yang munkar,” ungkap Haedar.
Haedar menegaskan, amar makruf nahi munkar itu sama susahnya, sehingga jangan membanding-bandingkan.
Di saat tertentu, amar makruf yang mungkin parsial lebih mudah, tapi ketika nahi munkar yang struktural lebih susah.
“Tapi bisa juga dibalik. Ketika nahi munkarnya hal yang kecil, melarang orang buang sampah di sembarangan itu kan mudah. Tapi ketika amar makruf yang bersifat struktural, menegakkan kebaikan dalam sistem ketatanegaraan misalkan, itu kan tidak gampang,” jelas Haedar.
Haedar menegaskan, tugas warga Muhammadiyah untuk terus membesarkan dan membangun Muhammadiyah itu.
“Hanya orang-orang yang punya kesadaran ilmu, kesadaran iman, dan kesadaran rasional yang mampu untuk membesarkan Muhammadiyah,” kata Haedar.
Dalam membesarkan Muhammadiyah, tujuan akhirnya adalah menjadi orang-orang yang beruntung.
“Maka seluruh yang kita kerjakan untuk Muhammadiyah, insyaallah membawa pada amal saleh dan pahala kita di yaumul akhir. Dan itulah etos Muhammadiyah,” tutur Haedar.
Sebelumnya, Haedar Nashir menghadiri milad 106 tahun Muhammadiyah diselenggarakan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Gresik pada Ahad 20 Januari 2019 bertempat di lapangan SMA Muhammadiyah 10 GKB Gresik.(adi)
Advertisement