Taat Beragama Bergaul Harmonis di Zaman Now, Ternyata Ini Resepnya
Hidup di tengah masyarakat sekarang ini telah terjadi pergeseran nilai di tengah masyarakat. Kesopanan di kalangan anak muda dan ABG, kurang mendapat perhatian.
Ada pertanyaan, “Bagaimana agar umat Islam taat beragama, bergaul harmonis, dan sopan berkomunikasi?”
Demikian disampaikan Wardah Hidayat, warga Simo Sidomulyo Surabaya pada ngopibareng.id.
Untuk itu, Ustadz Ma’ruf Khozin dari Lembaga Bahtsul Masail (LBM) NU Jawa Timur memberikan beberapa resep yang penting untuk diperhatikan.
Masalah taat beragama, kita perlu memperhatikan pesan Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Dengan sebuah hadits yang sudah sering kita dengar, bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:
اﻟﻤﺴﻠﻢ ﻣﻦ ﺳﻠﻢ اﻟﻤﺴﻠﻤﻮﻥ ﻣﻦ ﻟﺴﺎﻧﻪ ﻭﻳﺪﻩ
"Muslim yang sempurna adalah umat Islam terhindar dari (keburukan) mulut dan tangannya" (HR Muslim)
Hadits ini teramat jelas memberi pemahaman kepada kita bahwa ajaran Islam itu diantaranya adalah sikap dan perilaku yang tidak merugikan dan membahayakan umat Islam yang lain, baik dari mulut atau tangan.
Dahulu boleh jadi yang dimaksud tangan ini menyakiti dengan memukul, melempar atau hal buruk lainnya. Namun keburukan tangan juga bisa berupa tulisan, sebagaimana dijelaskan oleh ahli hadis Syekh Abdurrauf Al Munawi:
ﻳﻤﻜﻦ ﺃﻥ ﺗﺸﺎﺭﻙ اﻟﻠﺴﺎﻥ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﺑﺎﻟﻜﺘﺎﺑﺔ ﻭﺇﻥ ﺃﺛﺮﻫﺎ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﻟﻌﻈﻴﻢ
Bisa jadi tangan bekerja sama dengan mulut dalam bentuk tulisan, dan hal itu memiliki dampak buruk yang besar (3/477)
Zaman Now, kadang kita jumpai ada orang di dunia nyata pendiam, tapi di dunia Maya sangat aktif menyebarkan berita bohong di grup WA, menghina orang lain dalam update status Facebooknya, dan akun sosial lainnya.
Kita bersyukur nilai yang terdapat dalam agama mengenai larangan tulisan yang merugikan orang lain telah diundangkan di antaranya melalui 'hate speech' (ujaran kebencian) dan telah memiliki hukuman tertentu. Jadi pandai-pandai lah kita dalam menjaga tangan untuk tidak menulis atau men-share sesuatu kecuali yang bermanfaat bagi kita dan orang lain.
Demikian disampaikan Ustadz Ma'ruf Khozin, Anggota Aswaja NU Center Jatim. (adi)
Advertisement