Yakin Khasiat Amalan dan Herbal, Ponpes Ini Tak Khawatir Covid-19
Di saat pandemi merajalela, ribuan lembaga pendidikan di Indonesia termasuk pondok pesantren meliburkan siswa-siswinya. Mereka sengaja meliburkan para siswa dan santri karena khawatir lembaganya akan menjadi cluster penyebaran Covid-19.
Namun, situasi yang seperti itu tak berlaku di Pondok Pesantren Hidayatul Muta'allimin di Desa Sumber Cangkring, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Ratusan santri di pondok ini tetap beraktivitas seperti biasa. Seolah tak ada kekhawatiran terhadap Covid-19.
Kondisi yang seperti ini, tak lepas karena kengototan Kiai Mahfud, Pengasuh Pondok Pesantren Hidayatul Muta'allimin. Dia memilih tak meliburkan santrinya saat pandemi karena mengaku mempunyai siasat jitu untuk mencegah penularan Covid-19.
"Allhamdulilah sejak mulai awal pandemi saya tidak pernah meliburkan. Jadi di sini nggak ada pakai masker. Anak-anak tidak keluar juga orang luar tidak ke dalam,” kata Mahfud Pengasuh Pondok Pesantren Hidayatul Muta'allimin.
Meski tidak mengizinkan orang luar masuk ke lingkungan pondok, namun untuk aktivitas sambang bagi keluarga santri yang ingin menjenguk putra-putrinya, masih diberi akses untuk masuk bertemu di pondok.
Lebih lanjut kiai yang juga dosen di salah satu perguruan tinggi swasta di Kota Kediri ini menyebut memiliki tips agar para santri-santriwatinya terhindar dari penularan virus covid-19.
"Saya ajak anak anak untuk berdzikir. Kemudian jaga kesehatan dan jaga kebersihan," kata Kiai Mahfud.
Selain membentengi diri dengan banyak berdzikir, ia juga mewajibkan bagi para santrinya untuk mengkonsumsi jamu herbal racikan pondok pesantren. Bahan jamu herbal ini dimasak secara manual. Bahannya terdiri dari jahe, kencur, kunir putih, temu lawak dan lain sebagainya.
Saat proses pemasakan berlangsung dilakukan di atas panci berukuran besar. Olahan herbal ini kemudian diberi tambahan madu sebagai pelengkap. Tidak lupa para santri juga diajak untuk membaca ayat kursi bersama-sama.
"Allhamdulilah, dari awal sampai sekarang mudah-mudahan tidak pernah ada Covid-19 di sini. Aman allhamdulilah, makanya saya percaya diri saja, " kata pria yang mengaku punya kemampuan di bidang pengobatan ini.
Karena kemampuanya itu, menjadi tahu mana jenis penyakit yang harus mendapat penanganan dokter dan mana yang cukup ditangani sendiri.
"Kebetulan saya juga tukang pengobatan. Jadi saya tahu mana wilayahnya dokter. Kalau harus dibawa ke dokter, ya harus dibawa. Tapi alhamdulilah tidak pernah. Paling cuman penyakit kulit dan gatal itu sudah biasa," katanya.
Tercatat, saat ini santri-santriwati yang sedang menimba ilmu di Ponpes Hidayatul Muta'allimin saat ini berjumlah sekitar 600 orang. Dengan rincian 200 orang dari Kediri. Sisanya sekitar 400 orang santri lainnya berasal berasal dari Riau, Palembang, Lampung, Bandung, Jakarta, Lumajang, Madura, Kalimantan bahkan dari Malaysia.
Advertisement