Syok dan Traumatis, Korban Penganiayaan Diungsikan
Masih ingat Novi Anggraini, ibu rumah tangga berusia 31 tahun yang menjadi korban penganiayan oleh empat tetangganya? Karena kondisinya syok dan traumatis, warga Kelurahan Kedungasem, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo itu akhirnya diungsikan ke rumah orangtuanya di Lumajang.
"Benar, istri saya untuk sementara diungsikan ke Lumajang di rumah orangtuanya. Soalnya ia masih syok dan traumatis pasca dikeroyok tetangga," ujar Herman, 32 tahun, suami Novi, Jumat, 11 Januari 2019.
Dikatakan pasca penganiayaan itu Novi tidak bisa tidur nyenyak. Novi juga mengaku, kepalanya sering pusing. "Mendengar suara pintu dibuka saja ia kaget," katanya.
Karena itu sambil menunggu kasus penganiayaan itu diusut tuntas, Herman kemudian mengungsikan istrinya ke rumah orangtuanya di Kelurahan Kutorenon, Kecamatan Sukodono, Lumajang. Tentu saja Novi mengungsi ke Lumajang bersama bayinya.
Keluarga besar Novi di Lumajang, kata Herman, juga kaget dan emosional demi mengetahui, perempuan yang baru seminggu melahirkan itu menjadi korban penganiayaan. Mereka mendesak Polresta Probolinggo serius menangani kasus tersebut.
"Kami memang berharap, para pelaku penganiayaan yang sekarang masih bebas beraktivitas bisa ditahan," ujar Herman.
Terkait pengaduan kasus penganiayaan tersebut, Satreskrim Polresta mengaku, sedang menyelidiki kasus tersebut. "Yang jelas, proses hukum terus berjalan. Kami sedang mendalaminya dengan memeriksa sejumlah saksi dan mengumpulkan barang bukti," ujar Kasat Reskrim Kota AKP Nanang Fendy.
Seperti diketahui, Novi dikeroyok oleh empat orang tetangganya sendiri. Keempat pelaku IR 27 perempuan 27 tahun dan suaminya, GF, 30 tahun. Keduanya dibantu SS 45 tahun, BB 40 tahun datang ke rumah Novi, mendobrak pintu kemudian mengeroyok Novi, Rabu, 9 Januari 2019 lalu.
Novi yang Rabu pagi sedang tidur di samping bayinya kaget bukan kepalang ketika tiga perempuan itu menjambak rambutnya, mencakari mukanya, dan ada yang menendang badannya. Sementara tiga perempuan itu mengeroyok Novi, GF berjaga-jaga di luar rumah.
"Saya kemudian berteriak-teriak meminta tolong sehingga sejumlah tetangga datang ke rumah," ujar Novi saat melapor ke Polresta Probolinggo. Keempat pelaku itu langsung kabur begitu mengetahui sejumlah tetangga berdatangan.
Salah seorang saksi, Astutik, 35 tahun membenarkan, pagi itu sekitar pukul 09.00, rumah Novi didobrak sejumlah orang. "Saya mendengar, Novi berteriak-teriak meminta tolong. Ketika saya datang, ternyata sejumlah orang sedang mencakari wajah Novi, menjambak rambutnya, bahkan menendang-nendang tubuhnya," kata Astutik.
Novi menegaskan, dirinya sama sekali tidak berhubungan (selingkuh) dengan GF. "Memang ada informasi, GF menyukai saya tetapi saya tidak pernah menggubrisnya," ujarnya.
Diakui selama ini Novi memang menjalin hubungan bisnis online dengan IR. "Hubungan saya dengan keluarga mereka sebatas bisnis, mengapa saya dituduh macam-macam?" ujarnya. (isa)