Syeikh Abdul Rahman Sudais, Imam Masjidil Haram Divaksin Covid-19
Syeikh Abdul Rahman Al-Sudais, imam dan khatib Masjidil Haram di Makkah divaksin Covid-19. Hal itu terungkap dari akun Instagramnya, Selasa 23 Maret 2021.
Hal itu merupakan bentuk keteladanan dari para pimpinan agama Islam di dunia. Sebagaimana dilakukan kalangan ulama dan tokoh-tokoh Islam di Indonesia.
Syeikh Abdul Rahman Al-Sudais sangat peduli terhadap pencegahan virus corona. Sebelumnya, pada Rabu pekan lalu ia memeriksa pencegahan terhadap virus corona sekaligus pengaturan kesehatan di Masjidil Haram.
Dikutip dari Saudi Gazette, dia memuji upaya yang dilakukan untuk menjaga keamanan dan keselamatan pengunjung Masjidil Haram.
Selama kunjungan itu, ia diberi pengarahan tentang teknologi perangkat kecerdasan buatan atau robot pintar yang digunakan untuk mendisinfeksi dan mensterilkan Masjid Nabawi.
Robot pintar ini mengadopsi fitur pelepasan uap kering dengan berbagai kemampuan tanpa menggunakan bahan kimia apa pun dan tanpa berdampak kepada manusia. Selain itu, robot pintar ini memiliki teknologi tertinggi di dunia dalam memerangi virus dan mikroba yang dapat ditemukan di permukaan dan karpet.
Keteladanan Ulama di Jawa Timur
Dalam mengatasi dan menanggulangi virus Corona di masa pandemi Covid-19, keteladanan ulama dan tokoh-tokoh agama sangat diperlukan. Sebanyak 7 kiai Jawa Timur menerima suntik vaksin AstraZeneca, Senin, 22 Maret 2021 di Sidoarjo.
Keikutsertaan sejumlah ulama Jatim ini untuk disuntik pertama vaksin AstraZeneca sebagai bukti bahwa vaksin tersebut boleh dan halal digunakan.
Sekretaris MUI Jatim, Hasan Ubaidillah mengatakan, ada 7 ulama Jatim yang ikut vaksinasi AstraZeneca, salah satunya Ketua MUI Jatim. Kemudian, diikuti enam ulama yang berusia lanjut lainya.
"Ada tujuh ulama sepuh, diantaranya KH Anwar Mansur, KH Anwar Islandar, KH Agoes Ali Masyhuri, Moh Hasan Mutawakkil Alallah, KH Zainuddin Jazuli, dan KH Nawawi Abdul Jalil tadi pagi menerima suntikan vaksin Astrazeneca," katanya.
Vaksinasi tersebut, kata Hasan, agar masyarakat percaya bahwa vaksin AstraZeneca teesebut halal. Meski sebelumnya dinyatakan mengandung tripsin babi.
"Jadi, disamping para ulama sudah memberikan fatwa halal vaksin AstraZeneca sekaligus memberikan contoh pertama. Beliau-beliau divaksin AstraZeneca," katanya.
Sementara, Ketua Komisi Fatwa MUI Jatim KH Maruf Khozin mengatakan, bahkan Ketua MUI Jatim, Moh Hasan Mutawakkil Alallah juga bersedia disuntik vaksin AstraZeneca yang pertama di Jatim.
"Ketua MUI Jatim menitipkan salam, kata beliau, telah divaksin AstraZeneca tadi pagi. Dan langsung bertemu presiden dan Menteri Kesehatan," kata Maruf, di Kantor MUI Jatim.
Sebelumnya, sejumlah kiai dan para pengasuh pondok pesantren di Provinsi Jawa Timur menyatakan kesiapannya untuk memperoleh suntikan vaksin AstraZeneca.
Ketua MUI Jawa Timur, KH Hasan Mutawakkil Alallah menjelaskan, pendapat para kiai serta para pengasuh pondok pesantren di Jawa Timur mengenai penggunaan vaksin AstraZeneca di Indonesia halal dan tayyib.
"Vaksin AstraZeneca ini hukumnya halalan dan tayyiban dan memang seharusnya untuk dimanfaatkan program vaksinasi pemerintah," katanya.
Advertisement