Syarifah Salma, Ratu Kalinyamat yang Dirindu
Syarifah Salma binti Hasyim bin Yahya, isteri anggota Wantimpres Habib Luthfi bin Yahya, menghadap ke Rahmatullah pada usia 66 tahun di RS Budi Rahayu Kota Pekalongan pukul 21.55 WIB, Selasa (28 Mei 2024) malam.
Jenazah Syarifah Salma akan dimakamkan di kompleks makam keluarga Bin Yahya Pekalongan, tepatnya disamping makam Habib Ali bin Hasyim bin Yahya.
Ia memang pendamping hidup Rais Aam Jam'iyyah Ahlith-Thariqah Mu'tabarah an-Nahdliyah (JATMAN) pimpinan Habib Luthfi bin Yahya, Pekalongan. Dalam setiap aktivitas Habib Luthfi, Mamah Salma --panggilan akrabnya-- selalu mengiringi dan menyemangati.
Dalam sejumlah acara yang digelar Pencinta Tanah Air Indonesia (PETANESIA), Mamah Salmah hadir dan mengundang kekaguman bagi pendukungnya. Ia kerap mendampingi sekaligus menyaksikan Habib Luthfi saat memainkan alat musik dan menyanyi.
Belakangan, dalam catatan ngopibareng.id, PETANESIA organisasi yang diinisiasi Habib Luthfi bin Yahya, menggelar pelbagai kegiatan bercorak sebagai ikhtiar menanamkan lebih dalam rasa Nasionalisme bagi masyarakat secara luas.
Bahkan, Mamah Salma rela berhias untuk mengikuti dan tampil pada suatu pawai dan kitab. Misalnya, saat Kitab Merah Putih di Pati.
Sang Ratu dan Legenda
Mamah Salma dihias bak tokoh Ratu Kalinyamat, personifikasi tokoh yang dirindukan selalu oleh masyarakat. Kirap Merah Putih dilaksanakan di Kecamatan Donorejo, Kabupaten Pati Jawa Tengah pada September 2023.
Tentu saja, Sang Ratu menarik perhatian masyarakat yang menyaksikan kegiatan tersebut.
Tokoh Ratu Kalinyamat dikenal sebagai tokoh historis legendaris wanita yang sangat berjasa untuk daerah Jepara.
Ia sangat cerdas, berwibawa, bijaksana, dan pemberani dalam memimpin kekuasaan.
Dalam jurnal berjudul 'Ratu Kalinyamat: Ratu Jepara yang Pemberani' karya Chusnul Hayati dari Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro dan 'Peranan Ratu Kalinyamat dalam Perkembangan Kota Jepara (1549-1579)' karya Suyekti Kinanthi Rejeki dari Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Indraprasta PGRI.
Berikut selintas kisah dan peranan Ratu Kalinyamat semasa berkuasa di Jepara, dikutip dari Radar Kudus.
Selintas Kisah Ratu Kalinyamat
Ratu Kalinyamat merupakan putri dari Sultan Trenggono yang merupakan penguasa ketiga Kerajaan Demak setelah Pangeran Sabrang Lor dan Raden Patah.
Ratu Kalinyamat memiliki nama asli Retna Kencana. Ia berkuasa sebagai Adipati Jepara yang wilayahnya mencakup Kudus, Pati, Rembang dan Blora.
Ratu Kalinyamat digambarkan sebagai tokoh wanita yang cerdas, berwibawa, bijaksana, dan pemberani. Kewibawaan dan kebijaksanaannya tercermin dalam peranannya sebagai pusat keluarga Kesultanan Demak.
Ratu Kalinyamat menikah dengan Pangeran Hadiri yang merupakan putra Sultan Ibrahim dari Aceh, yang bergelar Sultan Mughayat Syah.
Setelah menikah dengan Ratu Kalinyamat, ia diberi gelar Pangeran Hadiri, yang berarti yang hadir dari Aceh ke Jepara.
Dalam pernikahannya dengan Pangeran Hadiri, Ratu Kalinyamat tidak dikaruniai putra.
Namun, Ratu Kalinyamat memiliki beberapa anak asuh salah satunya adalah adiknya sendiri, Pangeran Timur, yang berusia masih sangat muda ketika Sultan Trenggana meninggal.
Pernikahan Ratu Kalinyamat dengan Pangeran Hadiri tidak berlangsung lama.
Pangeran Hadiri meninggal pada tahun 1549 karena dibunuh oleh utusan Arya Penangsang.
Pembunuhan terjadi seusai menghadiri upacara pemakaman kakak kandungnya, Sunan Prawoto yang juga tewas di tangan Arya Penangsang.
Untuk menghadapi Arya Penangsang, Ratu Kalinyamat bertapa di Gelang Mantingan, kemudian pindah ke Desa Danarasa, lalu berakhir di tempat Donorojo, Tulakan, Keling Jepara.
Setelah kematian Aryo Penangsang, Retna Kencana dilantik menjadi penguasa Jepara dengan gelar Ratu Kalinyamat.
Penobatan Ratu Kalinyamat terjadi dengan ditandai adanya sengkalan Trus Karya Tataning Bumi, yang diperhitungkan sama dengan tanggal 12 Rabiul Awal atau 10 April 1549.
Selama masa kekuasaannya, Jepara semakin berkembang menjadi Bandar terbesar di pantai utara Jawa, dan memiliki armada laut yang besar serta kuat.
Nah, itulah kisah yang hingga kini tetap menginspirasi masyarakat.