Syamail Al-Mushthafa, 14 Keseharian Nabi yang Mengagumkan
Semangat berhijrah dalam suasana Muharam 1442 H, tentu saja menelandani kehidupan Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi wasallam (Saw). Dalam kehidupannya sehari-hari menjadi keteladanan langsung bagi umat Islam.
Sejumlah kitab Sirah Nabawiyah memberikan pelajaran bagi kita sekalian, hingga zaman kita kini.
Berikut KH Husein Muhammad menghadirkan "Syamail Al-Mushthafa, 14 Keseharian Nabi Muhammad yang Mengagumkan".
1 Nabi sering duduk dalam posisi yang sama bersama orang-orang fakir dan mengambilkan untuk mereka makanan dengan tangannya sendiri
2 Nabi tidak pernah bertindak kasar kepada siapapun dan memaafkan orang yang meminta maaf.
3 Nabi tidak pernah mencaci siapapun: “Aku tidak diutus untuk itu, melainkan untuk menyayangi siapapun” katanya.
4 Nabi tidak pernah merendahkan dan menyakiti perempuan, isteri ataupun pembantunya
5 Bila ada orang yang mencaci-maki orang lain, Nabi mengatakan: “tolong tinggalkan cara seperti itu”.
6 Bila ada orang berbicara dengan suara tinggi, dia menahan diri dan sabar.
7 Bila datang kepada hamba-sahayanya, laki-laki atau perempuan, dia mengajaknya berdiri dan membantu keperluannya.
8 Bila ada orang yang duduk menunggunya ketika sedang shalat, dia mempersingkat shalatnya lalu menemuinya sambil mengatakan: apakah ada yang bisa aku bantu?
9 Ketika mendengar cucunya menangis, beliau menyegerakan shalatnya, lalu menemui dan menggendongnya.
10 Manakala Nabi masuk dalam suatu majlis, beliau duduk di tempat mana saja yang kosong yang dilihatnya pertama kali
11 Nabi mencuci pakaiannya sendiri, menjahit atau menambal yang sobek daripadanya, memperbaiki alas kakinya, melayani dirinya sendiri, memberi makan untanya, menggiling gandum dengan tangannya sendiri, makan bersama pelayan, memasak bersamanya dan membawa barang-barangnya sendiri ke pasar.
12 Ketika seorang hamba sahaya perempuan Madinah memegang tangan Nabi, beliau menyambutnya seraya mengatakan ; “Apakah ada yang bisa aku bantu, wahai ibu si Fulan?. Aku akan membantu dan mengantarkanmu ke mana kamu mau. Dan beliau lalu mengantarkannya”.
13 Imam al-Ghazali mengatakan : “Nabi sering tak punya uang. Jika ada uang lebih dari keperluan hari itu, dia akan mencari orang yang membutuhkannya. Jika tak menemukannya, dia tak kembali pulang, melainkan menunggu saja sampai menemukannya.
14 Meskipun dia seorang pemimpin besar, rumahnya tak dijaga oleh siapapun.
Bersambung
KH Husein Muhammad (23.08.2020)