Syaikh Sudais: Insya Allah Masjidil Haram Segera Buka Kembali
Kepala presidensial kepengurusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, Syaikh Abdul Rahman Al-Sudais memberikan kabar gembira kepada umat dengan kata-katanya yang meyakinkan.
“Akan datang (segera) hari-hari ketika jamaah kembali ke Dua Masjid Suci," katanya, dikutip Ngopibareng.id, dari Saudi Gazette, Kamis 30 April 2020.
Dengan begitu, menurut Syaikh Prof. Dr. Abdurrahman as-Sudais, di masa pandemi COVID-19 aktivitas di tempat ibadah seperti Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah, akan secara berangsur-angsur pulih. Apalagi, kebijakan pemerintah Arab Saudi belakangan telah membolehkan di kedua masjid suci itu untuk aktivitas Shalat Tarawih berjamaah. Meskipun dengan persyaratan, bagi umat Islam yang datang dari luar kawasan tersebut tetap tidak diperkenankan, khususnya dari luar negeri.
Syaikh Prof. Dr. Abdurrahman as-Sudais. Nama ini sudah sangat familiar dengan umat Muslim di Indonesia. Paling tidak, suaranya telah akrab dengan telinga Indonesia. Syaikh As Sudais adalah salah seorang ulama Arab Saudi yang cukup dikenal di Indonesia.
Sebagai buktinya, jika kita berjalan ke berbagai toko ataupun lapak yang menjual berbagai rekaman tilawah Al-Qur’an, maka hampir dapat kita temukan rekaman murottal Al-Qur’an oleh Syaikh as-Sudais. Ulama yang memiliki nama lengkap Abdurrahman bin Abdul Aziz bin Muhammad as-Sudais (الشيخ عبد الرحمن بن عبد العزيز بن عبد الله بن محمد السديس) ini dikenal luas di Indonesia sebagai seorang pakar tilawah Al Qur’an al-Kariim.
Kehidupan dan Pendidikan
Syaikh Prof. Dr. Abdurrahman as-Sudais paling dikenal oleh masyarakat sebagai seorang imam di Masjidil Haram, Makkah, dalam waktu yang lama. Oleh karena itu, wajar saja jika ada orang yang menyangka, ia dilahirkan dan besar di sekitar Makkah.
Namun, seperti dilansir konsultasisyariah.com, ternyata beliau lahir di al-Bukairiyah, sebuah kota yang terletak di provinsi al-Qasim, sebelah timur laut dari provinsi Makkah.
Ia kali pertama diangkat menjadi imam sekaligus khatib di Masjidil Haram pada tahun 1404 Hijriah, pada usia yang masih sangat muda, 22 tahun. Sedangkan debut perdananya menjadi imam shalat di masjid paling suci bagi ummat Islam tersebut adalah pada 22 Sya’ban 1404 Hijriah.
Pada bulan depannya, yakni 15 Ramadhan 1404 Hijriah, barulah ia berkesempatan untuk pertama kalinya memberikan khutbah di Masjidil Haram.
Empat tahun kemudian, yaitu 1408 Hijriah, Syaikh berhasil menyelesaikan pendidikan S-2 dari Universitas al-Imam Muhammad bin Saud, jurusan Ushul Fiqih, dengan status Cum Laude. Lalu ia melanjutkan studi doktoral (S-3) di Universitas Ummul Qura, Makkah, dan berhasil menyelesaikannya dengan status Cum Laude.
Penulisan disertasinya dibimbing Syaikh Prof. Ahmad Fahmi Abu Sanah dalam penulisan disertasinya, dan disidang oleh Syaikh Dr. Abdullah bin Abdul Muhsin at-Turki serta Syaikh Dr. Ali bin Abbas al-Hakami dalam mempertahankan disertasinya. Disertasinya pun dicetak tahun 1416 Hijriah Setelah itu, ia mendapatkan gelar profesor dalam bidang fiqih, tepatnya Ushul Fiqih.
Perjalanan Dakwah
Selain aktif menjadi imam di Masjidil Haram dan membina umat di negeri tauhid Saudi Arabia, ia pun menyempatkan untuk pergi berdakwah dan menjalin silaturahmi ke berbagai negara, berjumpa dengan ummat Islam di seluruh dunia. India, Pakistan, Malaysia dan Inggris adalah beberapa negara yang pernah beliau kunjungi.
Termasuk negeri kita, Indonesia, pernah pula ia singgahi pada hari Jumat tanggal 31 Oktober 2014. Saat itu ia menyempatkan diri untuk bertemu dengan Presiden Indonesia Joko Widodo dan Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla, lalu setelah itu melaksanakan shalat Jumat dan bertindak sebagai imam di Masjid Istiqlal, Jakarta.
Penghargaan dari Umat. Selain doa dari segenap kaum Muslimin atas jasa-jasa beliau yang besar kepada ummat, beberapa organisasi pun memberikan penghargaan khusus kepadanya. Di antaranya pada tahun 2005, Syaikh Sudais dianugerahi penghargaan sebagai Islamic Personality Of the Year atau Tokoh Muslim Berpengaruh dari Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) Organizing Committee.
Kemudian pada tahun 2012, tepatnya pada 8 Mei, ia juga diangkat menjadi kepala presidensial kepengurusan Masjidil Haram, Makkah dan Masjid Nabawi, Madinah.
Advertisement