Syaikh Muhammad bin Ali Ba’athiyah Menebar Ijazah Zikir dan Wirid
Pasca-kunjungan ke berbagai pondok pesantren di Jawa Timur, Rektor Universitas Imam Syafii, Mukalla, Hadramaut, Yaman, Sayyidi Syekh Dr. Muhammad bin Ali Ba’athiyah mengadakan safari dakwah ke Pondok Pesantren Tarim al-Ghanna Semarang. Pondok pesantren yang terletak di ibu kota Provinsi Jawa Tengah itu merupakan destinasi dakwah pertama pada provinsi tersebut.
Pondok pesantren yang diasuh as-Sayyid Jakfar Shadiq al-Munawwar tersebut dibangun pada tahun 1440 H atau 2018 M. Ia merupakan alumni dari Darul Musthafa Tarim, Hadramaut, Yaman asuhan Habib Umar bin Hafidz. Ikatan yang kuat dengan gurunya dapat dicerminkan dari penamaannya terhadap pondok pesantren muridnya itu.
Hal tersebut dimaksudkan agar senantiasa terjalin hubungan erat terutama dalam manhaj yang dianut dalam pondok pesantren tersebut dengan manhaj madrasah Hadramaut. Selain itu juga dimaksudkan agar menjadi tempat yang mulia seperti Kota Tarim yang terkenal sebagai ‘Kota Sejuta Wali’ dan dikunjungi oleh para ulama di seluruh dunia.
Seminar yang berlangsung pada Sabtu, 2 Jumadil Awal 1444 H yang bertepatan dengan 26 November 2022 M itu berlangsung meriah. Beliau disambut oleh keluarga besar pondok pesantren bersama Mudir Ma’had as-Sayyid Jakfar Shadiq al-Munawwar. Kemudian dilangsungkan seminar terbuka yang dihadiri oleh para santri.
Adapun materi yang disampaikan adalah tentang pendirian ribath atau pondok pesantren yang pertamakali oleh Nabi Muhammad Saw. Beliau menjelaskan bahwasannya pondok pesantren yang pertamakali didirikan adalah Ribat Nabi Muhammad Saw di Madinah. Adapun yang menghuninya adalah para Ahlussuffah.
Pada hakikatnya sebuah institusi yang memiliki sekelompok orang yang mengerahkan dan menghabiskan seluruh waktunya untuk menuntut ilmu yang diajarkan oleh seorang guru adalah ribath atau pondok pesantren.
Ribath Rasulullah SAW merupakan institusi yang sangat berpengaruh dalam Islam diantara hasil didikan beliau adalah Sahabat Abu Hurairah ra. Dapat diketahui secara pasti kontribusi Abu Hurairah dalam Islam, beliau merupakan periwayat hadis yang paling banyak riwayatnya. Tanpa beliau akan banyak hadis yang tidak akan sampai kepada kita.
Di ujung acara Sayyidi Syekh menjelaskan tentang pentingnya menuntut ilmu. Menuntut ilmu haruslah memiliki sanad yang diajarkan dari guru ke guru hingga sampai kepada Nabi Muhammad SAW.
Setelah itu ulama ini memberikan ijazah pembacaan beberapa wirid dan dzikir kepada keluarga besar Pondok Pesantren Tarim al-Ghanna. Semoga dengan diadakan safari dakwah ini umat Islam di Indonesia khususnya dapat lebih tercerahkan dan menjadi umat Islam yang lebih memiliki irtibath kepada Rasulullah SAW.
Advertisement