Syaikh Jamal al-Tawil, Pemimpin Hamas Ditangkap Militer Israel
Kekuatan militan Hamas menjadi sorotan, selama perang 11 hari beberapa waktu lalu. Agresi militer Israel di wilayah Palestina menjadi perjuangan panjang bagi kemerdekaan Palestina.
Di balik kekuatan Hamas yang menjadi musuh bebuyutan Israel, terdapat nama Syaikh Jamal al-Tawil, sebagai dedengkotnya. Dialah yang menjadi sasaran utama untuk dihancurkan oleh Israel.
Duka Rakyat Palestina
Kabar sedih bagi rakyat Palestina, terutama yang menginginkan merdeka dari agresi Israel. Pemimpin Hamas, Syaikh Jamal al-Tawil ditangkap oleh Militer Israel di kota Ramallah pada Selasa 1 Juni 2021 malam.
Syaikh Jamal al-Tawil ditangkap karena diduga mendirikan pangkalan bagi penguasa jalur Gaza itu di wilayah pendudukan Israel tersebut.
"Tawil terlibat dalam mengorganisir kerusuhan dan kekerasan serta pembentukan kembali markas Hamas di Ramallah," kata militer Israel, dikutip dari AFP Kamis 3 Juni 2021.
Sementara, Juru Bicara Hamas Hazem Qassem di Gaza membenarkan penangkapan itu. Hal itu juga terjadi dua pekan setelah gencatan senjata dicapai dalam perang 11 hari antara Hamas dan Israel.
"Penangkapan pemimpin gerakan Jamal al-Tawil oleh pasukan pendudukan tidak akan memadamkan perlawanan di Tepi Barat," katanya.
Saat Membongkar Senjata Israel
Selain itu, Juru Bicara kementerian dalam negeri yang dikelola Hamas di Gaza Iyad al-Bozom, juga mengungkapkan bahwa dua militan Hamas tewas saat membongkar persenjataan Israel di wilayah itu.
Bahkan, Israel telah menangkap puluhan anggota Hamas dalam beberapa pekan terakhir di Tepi Barat, termasuk beberapa yang telah merencanakan mencalonkan diri dalam pemilu Palestina. Sedianya pemilu itu dijadwalkan akhir Mei tetapi ditunda oleh Presiden Mahmoud Abbas.
Palestina sendiri memiliki dua kelompok politik besar, Fatah dan Hamas. Hamas menguasai Jalur Gaza yang diblokade Israel, sementara Fatah mendominasi Otoritas Palestina di Tepi Barat.
Israel, Amerika Serikat dan Uni Eropa menganggap Hamas sebagai organisasi "teroris".
Sementara diketahui, unjuk rasa warga Palestina pecah di Tepi Barat sejak awal Mei. Sedikitnya 30 warga Palestina tewas dalam bentrokan dengan pasukan Israel.