Syahrini Kalah dengan Bocah Nursaka, Setiap Hari ke Luar Negeri
Seorang bocah bernama Nursaka adalah seorang Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Tebedu, Sarawak, Malaysia.
Bocah yang akrab disapa Saka ini tinggal di Malaysia karena mengikuti ayahnya yang bekerja di Tebedu. Sementara Saka harus bersekolah di Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Indonesia.
Sudah hampir satu tahun, Saka yang mengenakan seragam Sekolah Dasar (SD) Indonesia, harus mondar-mandir Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong.
Keberanian bocah 8 tahun ini melintasi dua negara demi pendidikannya pun direkam oleh Kantor Imigrasi Kelas II Entikong lalu diunggah di akun Twitter @lmi_entikong dengan judul 'Si Pelintas Cilik PLBN Entikong'.
"Kami bertemu dengan Saka, seorang siswa SD yang sehari-hari melintasi dua negara lewat PLBN Entikong untuk berangkat sekolah ke Indonesia," kicau akun @lmi_entikong.
Dalam video tersebut, Saka mengaku setiap hari berangkat sekolah naik ojek. "Saya Nursaka, tinggal di Tebedu. Kalau sekolah lewat PLBN. Saya berangkat sekolahnya naik ojek, pulangnya naik mobil," ujar Saka.
Dalam video itu terlihat Saka sudah sangat dikenal dan akrab dengan para petugas Imigrasi di PLBN Entikong.
Seorang petugas Imigrasi bahkan sempat memeluknya. Ada juga petugas yang mengajaknya toss.
Nursaka juga terlihat terampil saat melewati polisi lintas perbatasan. Ia kemudian menunjukkan PLB miliknya di depan petugas.
Pas Lintas Batas (PLB) adalah dokumen perjalanan yang dimiliki khusus warga sekitar perbatasan.
Rupanya, Saka sudah sejak kelas 1 SD diajari orangtuanya untuk pergi sekolah sendiri. Terkadang ia diantar polisi dari Polsek Entikong ke PLBN.
"Dia itu paginya kadang diantar orangtuanya ke sekolah. Ia juga kadang kala berangkat sendiri. Terus kalau pulang, kami bisa antar dia pakai mobil (ke PLBN)," uajr Kepala Subsektor Polsek Entikong Ipda Nursalim.
Petugas selanjutnya mengimbau kepada warga untuk menggunakan PLB atau dokumen perjalanan resmi saat bepergian ke negara lain.
Sejak diposting, video ini sudah ditonton lebih dari 9 ribu orang. (yas)