Syafii Maarif: Muhammadiyah Rumah Besar Toleransi
Muhammadiyah rumah besar toleransi adalah sebuah cita-cita besar yang menjadi idealisme. Walaupun terkadang dalam pelaksanaannya tidak selalu mudah dan melewati banyak tantangan.
Namun, jika melihat Indonesia, Ahmad Syafii Maarif, Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 1995-2005 mengatakan, di bumi yang satu ini hanya bisa aman dan tenang jika ada toleransi.
“Saya melihat ini dengan tema Muhammadiyah rumah besar toleransi itu suatu cita-cita besar. Yang memang itu selalu suatu idealisme yang tidak mudah kadang-kadang dilaksanakan. Sebab di bumi yang satu ini itu hanya bisa aman dan tenang kalau ada toleransi,” ujar Buya Syafi’i pada Diskusi Rahma.id ‘Muhammadiyah Rumah Besar Toleransi’, belum lama ini.
“Kita berlapang dada, sebab perbedaan itu sunatullah, disetujui hukum alam, sebuah keniscayaan dan bukan hanya agama saja yang berbeda. Namun adat istiadat, bahasa, latar belakang, dan macam-macam. Dan itu memperkaya kehidupan manusia,” imbuh Buya Syafii.
Buya menjelaskan di dalam Al-Qur’an Surat al-baqarah 148, dijelaskan bahwasannya perbedaan sebenarnya ada agar kita terus berfastabiqul khairaat (berlomba-lomba dalam kebaikan). Adanya perbedaan menjadi sinyal positif untuk manusia saling berbuat baik satu sama lain bukan untuk hal negative.
Maka, menurutnya, syarat pertama untuk menjadi toleran adalah harus berlapang dada dan menghargai perbedaan itu. “Kita boleh tidak setuju tetapi tidak setuju itu kita juga menghormati orang lain. Kita jangan jadikan perbedaan agama menjadi saling merusak,” jelasnya.
Pada akhir sambutannya, Buya juga berpesan agar berdiskusi dengan saling terbuka, saling menerima dan memberi, juga memperkaya pengetahuan masing-masing.
“Hidup yang sekali ini tidak boleh dimain-mainkan. Hidup terlalu pendek, oleh karena itu mari kita jaga lingkungan kita, rumah kita, bangsa negara dan dunia itu semua,” kata Buya Syafii Maarif.