Sya'ban Bulan Shalawat, Anjuran Khusus dari Khazanah Pesantren
SYA'BAN BULAN SHALAWAT
ونقل الإمام شهاب الدين القسطلاني في «المواهب» قولاً لبعض العلماء : بأن شهر شعبان شهر الصلاة عليه ، لأن آية الصلاة - يعني ﴿إِنَّ اللَّهَ وَمَلَيْكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا - نزلت فيه.
Imam Syihabuddin al-Qasthalani dalam kitab al-Mawahib menukil pendapat sebagian ulama bahwa bulan Sya'ban adalah bulan shalawat kepada Nabi. Hal ini karena ayat tentang salawat—yakni firman Allah:
﴿إِنَّ اللَّهَ وَمَلَيْكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا﴾
turun pada bulan ini.
وقد ذكر الحافظ ابن حجر رحمه الله، عن أبي ذر الهروي: أن الأمر بالصلاة على النبي الله - يعني بقوله تعالى : يَأَيُّها الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا - كان في السنة الثانية من الهجرة، وقيل في ليلة الإسراء.
Al-Hafizh Ibn Hajar rahimahullah menyebutkan dari Abu Dzar al-Harawi bahwa perintah untuk bershalawat kepada Nabi—yakni dalam firman Allah:
﴿يَأَيُّها الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا﴾
turun pada tahun kedua hijriah. Ada pula yang berpendapat bahwa ayat ini turun pada malam Isra' Mi'raj.
Hakikat shalawat
قال الشيخ عز الدين ابن عبد السلام رحمه الله : «ليست الصلاة على رسول الله ﷺ شفاعة منا له، فإن مثلنا لا يشفع لمثله، ولكن الله سبحانه وتعالى أمرنا بمكافأة من أنعم علينا وأحسن إلينا، فإن عجزنا عن مكافأته ؛ دعونا له أن يكافئه عنا . ولما عجزنا عن مكافأة سيد الأولين والآخرين، أمر رب العالمين أن نرغب إليه، وأن نُصلّي عليه، لتكون صلاتنا عليه مكافأة بإحسانه إلينا وإفضاله علينا، ولا إحسان أفضل من إحسانه : من صلى علي صلاة صلى الله عليه بها عشراً»... رواه مسلم».
Syaikh 'Izzuddin Ibn 'Abd al-Salam rahimahullah berkata:
"Shalawat kepada Rasulullah ﷺ bukanlah syafaat dari kita untuk beliau, karena orang seperti kita tidak bisa memberikan syafaat kepada orang seperti beliau. Akan tetapi, Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan kita untuk membalas kebaikan orang yang telah memberi nikmat kepada kita dan berbuat baik kepada kita. Jika kita tidak mampu membalasnya, maka kita mendoakannya agar Allah membalasnya untuk kita. Karena kita tidak mampu membalas kebaikan penghulu manusia pertama dan terakhir, maka Rabb semesta alam memerintahkan kita untuk memohon kepada-Nya serta bershalawat kepadanya. Dengan demikian, shalawat kita kepada beliau menjadi bentuk balasan atas kebaikan beliau kepada kita dan anugerahnya bagi kita. Tidak ada kebaikan yang lebih besar daripada kebaikannya, karena Rasulullah bersabda: 'Barang siapa bersalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan bersalawat kepadanya sepuluh kali'." (HR. Imam Muslim)
Dikutip dari Madza Fi Sya'ban karya Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki
Shallu ala an-Nabi ! (Abdul Wahab Ahmad)
Advertisement