Swadharma Ning Pertiwi Ikon Baru Pariwisata Bali
Perjalanan panjang mahakarya Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) akhirnya tuntas. Setelah 28 tahun, GWK resmi diluncurkan sebagai ikon baru pariwisata Bali.
ditandai dengan pagelaran Swadharma Ning Pertiwi, di kawasan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana, Bukit Ungasan, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata I Gde Pitana mengatakan, Kementerian Pariwisata menyambut baik dan mengapresiasi keberadaan patung GWK dan Taman Budaya GWK.
Menurut Pitana, berdirinya patung GWK akan memberikan manfaat terhadap Bali dan Indonesia. Sebab, Patung GWK adalah ikon baru bagi pariwisata Indonesia.
GWK merupakan salah satu mahakarya besar seni budaya Bali. Kehadirannya selalu diburu wisatawan. Bahkan, ketika belum selesai sekalipun.
"GWK dapat disebut sebagai salah satu aktivitas dalam 'rejuvenation' atau peremajaan destinasi pariwisata di Bali, terkait dengan isu kejenuhan dan stagnansi Bali sebagai destinasi wisata," imbuh Pitana.
Pergelaran seni Swadharma Ning Pertiwi sendiri melibatkan sederet seniman kenamaan Bali. Ada penyanyi Dira Sugandi dan Ayu Laksmi, penari I Ketut Rina dan Keni K Soeriaatmadja, serta koreografer Eko Supriyanto.
Bagi penggagas dan pembuat Garuda Wisnu Kencana, Nyoman Nuarta, pergelaran ini menjadi penghargaan kepada 120 seniman yang mengerjakan patung ini.
Pertunjukan makin berwarna dengan hadirnya 100 penari. Para penari ini memberikan suguhan pertunjukan karya seniman teater Wawan Sofwan. Sebuah pertunjukan kolosal yang menceritakan pertemuan antara Dewa Wisnu dan makhluk garuda.
Para penari mempertontonkan kreasinya dengan api. Sebuah simbol atas semangat dan kegigihan, untuk mencerminkan keteguhan Nyoman Nuarta dalam membuat patung. Dalam pergelaran itu, api juga dianggap sebagai pemersatu Nusantara. Hal itu tecermin dalam penggunaan unsur api dalam menyatukan modul-modul dari patung tersebut.
Acara semakin seru dengan suguhan video mapping yang ciamik. Patung GWK begitu megah saat disorot cahaya berwarna-warni dari 16 proyektor laser.
Sebagai bentuk penghormatan, para seniman yang mengerjakan patung Garuda Wisnu Kencana turut dihadirkan pada pergelaran Swadharma Ning Pertiwi. Mereka bersama-sama dengan para penampil menyanyikan lagu ”Bagimu Negeri” saat menjelang akhir pergelaran. Gerimis yang turun menambah suasana keharuan sekaligus kebanggaan karena mereka bisa merampungkan patung GWK.
Menteri Pariwisata Arief Yahya pun sumringah ketika disinggung mengenai GWK. Menpar yakin pariwisata Bali akan semakin menggeliat dengan rampungnya patung GWK.
Menteri asal Banyuwangi itu juga yakin GWK juga akan menjadi identitas Bali dan Indonesia, sebagaimana karya-karya sejenisnya yang sudah menjadi identitas dan asosiatif dengan negara bersangkutan. (*)