Usaha Jahit Sepi, Pasangan Ini Malah Sumbang APD Gratis
Sepasang suami istri di Kota Kediri rela merogoh kocek jutaan rupiah dari kantong pribadinya untuk membuat baju alat pelindung diri (APD). Pasangan suami-istri itu adalah Ivan Brekele bersama istrinya. Mereka punya usaha rumah jahit di Jalan Rinjani, Kelurahan Campurejo, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri,
Kata Ivan, sebelum membuat baju ADP, dia terlebih dahulu harus mencari informasi terkait bahan baku yang dipergunakan. Setelah informasi yang dibutuhkan didapat, dia kemudian memutuskan untuk membuat baju APD dengan bahan dasar kain spunbond.
"Bahan yang saya pakai kain spunbond. Saya koordinasikan dengan Dinas Kesehatan. Ternyata kain ini lebih baik kualitasnya," kata Ivan.
Kata dia, kain spunbond ini ada sedikit campuran water proof sehingga jika terkena percikan air ludah tidak sampai meresap masuk ke dalam. Ivan Brekele mengaku, kegiatan untuk membuat baju ADP ini sebenarnya baru dijalani selama seminggu. Selama seminggu berjalan, Ivan menyebut bisa memproduksi 80 baju APD. Yang mengerjakan, dia dan istri dibantu satu orang karyawannya.
Rencananya, puluhan baju ini akan dibagikan ke rumah sakit terdekat yang selama ini menjadi rujukan pasien penderita couvid-19. Ia berharap dengan adanya bantuan ini, para tenaga media bisa fokus bekerja maksimal.
"Saya merasa prihatin melihat situasi sekarang, ini musibah tidak bisa diukur. Kita harus saling bekerjsama satu sama lain. Cuma ini yang bisa saya lakukan. Rencananya, saya bagikan ke rumah sakit yang biasa dijadikan rujukan bagi pasien covid-19 " kata pria lulusan desain komunikasi visual ini.
Seminggu memproduksi baju APD, Ivan sudah merogoh uang dari kocek pribadinya kurang lebih sebesar Rp2 juta. Padahal, semenjak pandemi wabah virus corona, pendapatannya dari usaha jahitnya lagi sepi.
Biasanya, memasuki bulan baik seperti sekarang banyak orang yang akan melangsungkan pernikahan. Pasangan ini pun kebanjiran order untuk gaun pesta dan baju kebaya. Namun, sekarang sebaliknya terjadi. Usahanya sepi.
"Semua pesanan pending," kata dia.
Ivan sadar baju APD yang ia produksi tidak begitu banyak, karena prosesnya dikerjakan dari rumah jahit biasa. Bukan dari usaha konveksi. Meski begitu, setidaknya apa yang ia lakukan bersama istrinya sedikit banyak nantinya diharapkan bisa membantu kinerja dari paramedis.
Dia pun membuka peluang perseorangan memesan baju ADP. Tapi Ivan menyebut akan memprioritaskan untuk menyelesaikan kegiatan sosialnya dulu, daripada menyelesaikan pesanan.
"Saya mengutamakan untuk paramedis biar kelar dulu. Saya tidak jual kain tapi saya jual tenaga. Minimal itu nanti bisa balik modal. Itu nanti sisanya dikembalikan lagi untuk bisa bantu didonasikan juga untuk beli bahan lagi," kata dia.