Survei Poltracking: Elektabilitas MAJU Unggul 17,6 Persen
Lembaga survei Poltracking Indonesia mengeluarkan rilis survei elektabilitas dari dua pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Surabaya nomor urut satu, Eri Cahyadi-Armuji, dan paslon nomor urut dua Machfud Arifin-Mujiaman Sukirno di Hotel Novotel, Ngagel, Surabaya, Senin 2 Novvember 2020 siang.
Bedasar hasil survei yang dilakukan terhadap 1.200 responden yang masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT) dengan metode stratified multistage random sampling, elektabilitas pasangan Machfud Arifin-Mujiaman unggul jauhs 17,6 persen dari pasangan Eri Cahyadi-Armuji.
“Dalam simulasi dua pasangan calon, elektabilitas Machfud Arifin-Mujiaman unggul 51,7 persen, sedangkan pasangan Eri Cahyadi-Armuji 34,1 persen. Adapun 5 persen yang tidak menjawab dan 9,2 persen tidak tahu/belum punya pilihan,” ungkap Manajer Riset Poltracking Indonesia, Masduri.
Masduri menjelaskan, berdasar tren elektabilitas pasangan MAJU mengalami peningkatan yang signifikan dibanding dengan pasangan ERJI. Dari rentang waktu Juni elektabilitas MAJU sebesar 26,3 persen, kemudian naik menjadi 48,5 persen di bulan September, dan naik lagi menjadi 51,7 persen di bulan Oktober.
Sedangkan untuk pasangan ERJI pada bulan Juni tercatat sebesar 29,6 persen, kemudian naik menjadi 30,2 persen di bulan September, dan naik lagi menjadi 34,1 persen di bulan Oktober.
“Tapi, kita ada margin error sebesar 2,8 persen. Artinya, kalau pasangan MAJU dari hasil 51,7 persen bisa naik menjadi 54,5 persen atau turun menjadi 48,9 persen. Begitu pula pada pasangan ERJI bisa naik menjadi 36,9 persen atau turun menjadi 31,3 persen,” katanya.
Ia menyampaikan, hasil survei ini masih bisa berubah dengan upaya para paslon dalam menggaet simpati masyarakat. Sebab, masih ada 8,8 persen swing voters yang itu adalah pemilih rasional yang pilihannya dapat berubah.
“Kalau melihat tren Machfud Arifin-Mujiaman potensial memenangkan kontetasi meski masih ada waktu ini memberikan kesempatan pada siapapun yang bisa memanfaatkan swing voters dan pemilih yang belum menentukan pilihan untuk memenangkan pilkada Kota Surabaya,” katanya.