Suu Kyi dan Militer Myanmar Didorong Lakukan Dialog
Situasi di Myanmar akibat kudeta militer yang memicu aksi demonstrasi menjadi perhatian khusus ASEAN. Aksi demo yang berlangsung dalam beberapa pekan terakhir dan memakan korban berjatuhan.
Myanmar merupakan satu dari 10 negara anggota ASEAN. Karena itulah, situasi di Myanmar yang makin kacau saat ini, dinilai oleh ASEAN sudah saatnya untuk adanya pembicaraan antara dua kubu di Myanmar. Yaitu, militer dan Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD).
Hal itu pun turut dibahas dalam pertemuan informal ASEAN yang berlangsung secara daring, Selasa lalu serta dipimpin langsung oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Brunei Darussalam Dato Erywan.
Brunei Darussalam pun merupakan Ketua ASEAN pada 2021.
Dato Erywan mengatakan, ASEAN mendorong seluruh pihak untuk menahan diri dari memicu kekerasan lebih lanjut.
“Serta, semua pihak untuk melakukan pengendalian dan fleksibilitas sepenuhnya,” ungkap Dato Erywan dalam pernyataan tertulis diterima Ngopibareng.id, Rabu 3 Maret 2021.
Menurut Erywan ASEAN meminta agar seluruh pihak berkepentingan untuk mencari solusi damai melalui dialog yang konstruktif.
“Kami juga meminta semua pihak yang berkepentingan untuk mencari solusi damai, melalui dialog yang konstruktif, dan rekonsiliasi praktis untuk kepentingan masyarakat dan penghidupan mereka,” tegasnya.
Dikatakan ASEAN siap membantu Myanmar dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.
“Dalam kasus ini, kami menyatakan kesiapan ASEAN untuk membantu Myanmar secara positif, cara damai dan konstruktif,” ucap Erywan.
Senada dengan pernyataan Dato Erywan, Menlu Retno Marsudi menyebut kebiasaan berdialog merupakan tradisi ASEAN selama lebih dari 50 tahun, sehingga menjadi pilihan terbaik bagi seluruh pihak dalam penyelesaian masalah di Myanmar.
“Untuk itu, Indonesia mendesak agar semua pihak terkait untuk memulai dialog dan komunikasi. Dan kondisi yang kondusif bagi komunikasi dan dialog harus segera diciptakan termasuk melepaskan tahanan politik.
"Komunikasi dan dialog internal antara sesama pemangku kepentingan di Myanmar tentunya selalu menjadi pilihan terbaik,” ungkap Retno Marsudi ketika memberikan pengarahan pers usai pertemuan.
Di sisi lain, Retno menilai, kontribusi ASEAN tidak akan efektif, jika tidak mendapatkan dukungan langsung dari Myanmar.
“Dalam pernyataan penutup, saya kembali menegaskan bahwa ASEAN bertemu untuk membahas dan mencari penyelesaian. Namun demikian, it takes two to tango. Keinginan dan niat baik ASEAN untuk membantu tidak akan dapat dijalankan, jika Myanmar tidak membuka pintu bagi ASEAN,” terang Retno.
Menlu Singapura Vivian Balakrishnan menilai ketidakstabilan di Myanmar pada akhirnya menciptakan situasi bahaya di seluruh kawasan Asia Tenggara.
“Jadi, itu bukan sepenuhnya hanya tentang situasi Myanmar saja. Meskipun, seperti yang saya katakan tanggungjawab untuk menyelesaikan permasalahan ini berada pada otoritas di Myanmar.
Saat ini ada dua “kubu” di sana. Yaitu, kepemimpinan politik Aung San Suu Kyi dari NLD dan kepemimpinan militer di sisi lain.
"Mereka perlu untuk bicara dan kita (ASEAN-red) perlu mempertemukan mereka bersama,” ucap Balakrishnan dalam wawancara khusus di Channel News Asia, Senin 1 Maret 2021.
Kantor Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (HAM PBB) melaporkan jumlah korban meninggal dalam gelombang demo menentang kudeta di Myanmar pada akhir pekan lalu mencapai 18 orang.
Para korban tewas adalah mereka yang terkena peluru pasukan keamanan ketika aksi demo berlangsung di Yangon, Dawei, Myeik, Mandalay, Pokokku dan Bago.
Selain, sebanyak 30 orang dilaporkan pula mengalami luka-luka dalam bentrokan antara demonstran dan aparat keamanan.
Advertisement