Sutopo dan Era Jubir Republik
Indonesia beruntung punya Sutopo Purwo Nugroho. Di tengah derita kanker stadium IV yang dia derita, Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat sekaligus juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ini tetap berada di jalurnya, melayani kebutuhan publik akan informasi kebencanaan.
Sutopo tak menyangka bisa terjebak di dunia kehumasan. Posisi Humas dia kira tak menantang dan tidak keren. Apalagi, Sutopo sebelumnya menjabat Direktur Pengurangan Risiko Bencana BNPB serta sebagai Kepala Bidang Teknologi Mitigasi Bencana BPPT.
Namun tugas apapun ternyata dia lakoni dengan smart. Tampil sangat energik di media sosial, terutama twitter, juga grup percakapan Whats App, berkeliling studio televisi, dan berbagai konferensi pers membuatnya menjadi secercah bintang yang mampu mengobati dahaga informasi di tengah kesediahan kebencanaan.
Dua pekan lalu, secara khusus Presiden Jokowi memanggil pria kelahiran Boyolali, 7 Oktober 1969 ini di Istana Bogor. Apresiasi meluncur dari orang nomor satu negeri ini.
"Saya melihat bila ada bencana, baik yang berkaitan dengan gempa, longsor, tsunami, atau kebakaran Pak Sutopo ini selalu tampil menginformasikan dengan cepat," ujar Presiden kala itu.
Pertemuan dengan Presiden, membuat Sutopo gembira. Minimal derita kankernya bisa sedikit terobati dengan jabat tangan sang presiden. Sutopo juga sempat nge-vlog bareng serta mendapat album foto dengan tanda tangan langsung Presiden Jokowi. "Ini adalah kado terindah saya menjelang ulang tahun pada 7 Oktober,” kata Sutopo.
Dalam album foto itu tampak tulisan tangan dan tanda tangan Presiden berbunyi, 'Tetaplah menjadi inspirasi'. Dalam waktu singkat, tagar #SemangatPakTopo dan #SutopoMeetsJokowi naik ke deretan topik utama dunia sosial media.
Sebelumnya tagar #RaisaMeetSutopo juga sempat trending. Keinginan publik untuk mempertemukan artis idolanya "Raisa" pun tercapai. Melalui sebuah video call, Raisa menyapa Sutopo.
Pada Selasa 16 Oktober 2018 kemarin, kegigihan Sutopo juga berbuah ganjaran dua penghargaan sekaligus yakni sebagai Tokoh Komunikasi Kemanusiaan sekaligus dinobatkan sebagai Communicator of The Year 2018 dari Kementerian Kominfo dan Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia.
Di hari yang sama, Sutopo juga dinobatkan sebagai Tokoh Teladan Anti Hoax Indonesia dari Masyarakat Anti Fitnah Indonesia. Kedua penghargaan ini sayangnya tidak bisa diterima langsung karena Sutopo sedang berbaring di Rumah Sakit untuk pengobatan kanker yang dia derita.
Era Kehumasan Republik
Pasca era Harmoko dan Moerdono, tak banyak figur yang sukses menjadi juru bicara sebuah instansi di negeri ini. Tak banyak orang yang mampu mentasbihkan hidupnya secara total sebagai spokesperson dan membuat namanya begitu sangat melekat dengan lembaga yang dia bawa.
Setidaknya wajah total Government Public Relations hanya terwakili dari sosok seperti Gatot S. Dewabroto yang menjadi jubir Kemenkominfo dan Kemenpora; kemudian juga muncul nama Johan Budi yang merupakan jubir KPK dan kini di Tim Komunikasi Presiden.
Di lapis instansi lainnya, juga muncul nama di ‘top of mind’ publik seperti Kombes Slamet Pribadi saat di BNN; Boy Rafli sebagai Humas Polda Metro Jaya dan Mabes Polri, atau Wianda Pusponegoro kala menjadi jubir Pertamina.
Namun selain sederet nama ini, tak banyak humas yang benar-benar total mengabdikan hidupnya. Jangankan total, bahkan kebanyakan humas terjebak menjadi benteng hidup dan bahkan sempat tersiar kabar mencoba menghalang-halangi kegiatan peliputan wartawan.
Sebut saja salah satu humas di salah satu pemerintahan kota di Jawa Timur. Bahkan humas ini sampai mengirimkan surat ke redaksi dan meminta salah satu media mengganti reporter yang biasa meliput di instansi tersebut. Padahal fungsi humas instansi pemerintahan sejatinya adalah sebagai penyalur informasi yang dibutuhkan publik.
Dan benar apa yang dicuitkan Sutopo bahwa "Kata siapa Aparat Sipil Negara (PNS) itu malas bekerja? Mari kita selalu bekerja melayani masyarakat sesuai tugas dan fungsi kita. Bekerja itu harus ada passion. Pakai hati, ada hasrat dan ingin melayani masyarakat dan mengabdi pada negeri. Semoga bisa menginspirasi" (man)
Advertisement