Susilo 'Den Baguse', Gelorakan Pentas Lakon 'Para Pensiunan'
Teater Gandrik Sambang Surabaya tak kehilangan nakhoda. Susilo 'Den Baguse' Nugroho telah resmi menjadi sutradara, untuk mementasakan Para Pensiunan. Digelar ngopibareng.id, Teater Gandrik akan pentas di Ciputra Hall, Surabaya, 6-7 Desember mendatang.
Susilo Nugroho telah dikenal sebagai penulis naskah lakon dan sutradara. Namun, selama ini dalam produksi Teater Gandrik untuk naskah Para Pensiunan dipercayakan kepada Djaduk Ferianto. Namun, setelah adik Butet Kartaredjasa itu meninggal dunia, akhirnya keluarga besar Teater Gandrik sepakat agar Susilo 'Den Baguse Ngarso' Nugroho sebagai sutradanya. Khususnya, dalam persiapan pentas di Surabaya tersebut.
Dalam pentas di Ciputra Hall Surabaya, Teater Gandrik menghadirkan naskah Para Pensiunan yang sebelumnya disusun Heru Kesawa Murti, almarhum. Lalu, disesuaikan dengan kondisi saat ini, digarap bersama Agus Noor dan Susilo Nugroho.
Selain aktif di dunia seni peran, Susilo 'Den Baguse' Nugroho, sehari-hari adalah seorang guru di SMK N 1 Bantul, Yogyakarta. Menjadi seorang guru sekaligus menjadi seorang pemain peran yang aktif, tentu saja membuat Den Baguse sangat sibuk. Tapi, Susilo sama sekali tak pernah berniat meninggalkan salah satunya.
"Dulu waktu SMA, sebenarnya saya pernah merasa minder karena nggak punya teman. Saya mikir-mikir mau ikut latihan apa biar punya teman. Kalau musik atau olahraga rasanya saya tak punya bakat. Sepertinya kok cuma teater ya yang nggak butuh bakat. Ya sejak saat itu sampai sekarang saya di dunia seni peran. Di situ juga saya jadi punya banyak teman."
Demikian Susilo Nugroho bertutur soal awal karirnya di dunia panggung Teater Gandrik Jogjakarta. Ia pun kerap terkesan dengan para pemain lainnya yang berinteraksi langsung dengannya.
"Yang masih hidup sampai sekarang ya Sepnu Heryanto, Jujuk, dan Butet," tuturnya.
Adakah di antara para senior di teater yang menjadi idola Den Baguse?
"Salah satu yang saya idolakan itu namanya Darsono. Dia memang tak pernah menjadi seorang bintang. Tapi dia kerap kali membuat pemain lain menjadi bintang di panggung. Karakter seperti ini yang sangat susah, menjadi seorang bintang itu gampang tapi membuat orang lain menjadi bintang di panggung itu susah.
"Kalau dari segi nama besar beliau memang kalah dengan Basiyo dan lainnya, tapi beliau ini sangat dibutuhkan di panggung. Dia itu keren dan kreatif, padahal sedikit bicara lho," tutur Susilo Nugroho.
Ia menuturkan, setiap naskah yang dipanggungkan adalah favorit baginya. Karena itu, sulit rasanya menjawab bila ada pertanyaan yang paling berkesan di antara naskah pementasan yang pernah didukungnya dalam Teater Gandrik hingga saat ini.
Pernah berniat pensiun dari dunia seni peran, menulis naskah, dan menjadi sutradara pentas?
"Nggak-lah. Istilahnya, pelaku kesenian itu tidak mengenal istilah pensiun. Saya menyikapinya dengan, ya begini, ini kebutuhanku yang pertama. Yang kedua saya sering cuek dengan pengkotak-kotakan seperti ini teater, ini dagelan, ini ketoprak, itu nggak penting. Bagi saya semuanya teater, dan saya lakukan semua. Saya suka dan saya cari duit dari sana," tutur Susilo Nugroho.