Susah Senang Para Petani Saat Jatim Dilanda Kemarau Basah
Petani di Bojonegoro tetap nekat tanam tembakau meski cuaca sedang labil. Disebut labil karena Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jawa Timur, potensi hujan masih turun meski memasuki musim kemarau.
Menurut koordinator penyuluh pertanian Kecamatan Kepohbaru, Andik, petani di daerahnya tetap tanam tembakau. Luas lahannya sekitar 4000 hektare yang tersebar di sejumlah desa, di antaranya Desa Cengkir dan Pejok Kecamatan Kepohbaru. Bojonegoro punya target 11.200 hektare tanaman tembakau tahun 2022 ini. ”Petani tetap tanam tembakau,” ujarnya pada Ngopibareng.id Jumat 15 Juli 2022.
Diakui Andik, akibat cuaca yang labil, karena ditandai turun hujan, petani tetap semangat tanam tembakau. Kalaupun ada yang mati, tanaman dilakukan penyulaman alias ditanami kembali. Sebagian besar bibit tembakau berasal dari bantuan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro. ”Tanaman tembakau itu sensitif, apalagi jika hujan turun,” imbuhnya. Dia menyebut, sebagian petani yang tak tanam tembakau, beralih ke polowijo. Seperti kedelai, kacang hijau, dan lainnya.
Data di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bojonegoro menyebutkan, target musim tanam lahan tembakau tahun 2022 total sebanyak 11.200 hektare. Rinciannya, tembakau virginia 9200 hektare dan tembakau Jawa seluas 2000 hektare. Sedangkan target produksi sebanyak 14.320 ton tembakau. Dengan target sebanyak itu, bukan tidak mungkin para petani tetap nekat tanam tembakau pada Juli hingga Agustus 2022 mendatang.
Beragam Tanggapan Petani
Berbeda dengan tanaman tembakau, justru sebagian petani berharap hujan tetap turun saat kemarau mendera. Para petani di lahan pinggir Sungai Bengawan Solo, di Bojonegoro, Tuban dan Lamongan, mengaku senang dengan cuaca ini. Pasalnya para petani bisa tetap kembali tanam padi. Perkara hujan turun, justru kondisinya akan membaik untuk padi umur antara 1 hingga 2 bulan. ”Justru bagus jika turun hujan, asal tidak banjir,” ujar Nurul,39, tahun, pemilik sawah di pinggir Sungai Bengawan Solo, di Kecamatan Malo, Bojonegoro. Dia berharap, kemarau tahun ini, tetap ada turun hujan. ”Tanaman padi tetap diguyur hujan,” imbuhnya.
Dari jumlah 28 kecamatan, terdapat 16 kecamatan di Bojonegoro yang lokasinya dilewati Sungai Bengawan Solo. Begitu juga dengan Kabupaten Tuban, dari 20 kecamatan, terdapat 6 kecamatan dilewati Sungai Bengawan Solo. Sedangkan lahan pertanian di Lamongan, tak hanya Sungai Bengawan Solo tetapi juga ada Bengawan Jero, yang lokasinya membelah kabupaten tersebut.
Pihak BMKG Jawa Timur, telah menetapkan sejumlah kabupaten/kota yang potensi turun hujan. Di antaranya Kabupaten Nganjuk, Magetan, Probolinggo dan Tuban. Sedangkan Pulau Madura sebagian besar potensi diguyur hujan. ”Tapi hujan tak berpotensi terhadap banjir,” ujar Kepala BMKG Juanda Blucher Doloksaribu dikutip laman BMKG Jawa Timur.
Nyatanya, pertengahan bulan Juli ini, pihak BMKG Jatim, tetap mengirimkan dini tiga harian. Yaitu terhitung dari tanggal 15 hingga 17 Juli 2022, sejumlah kabupaten/kota, akan turun hujan. Mulai dari intensitas, sedang, lebat dan disertai petir.