Survey Pilkada Banyuwangi: Elektabilitas Ipuk Fiestiandani dan Gus Makki Bersaing Ketat
Diska Media Riset dan Kampanye merilis survey tentang bakal calon Bupati Banyuwangi (Bacabup) untuk pilkada 2024. Hasilnya, Bupati petahana Ipuk Fiestiandani bersaing ketat dengan salah satu kandidat Bacabup KH. M Ali Makki Zaini atau Gus Makki.
Survey ini digelar 22-29 Juli 2024 pada 500 responden yang berusia diatas 17 tahun dengan metode multistage random sampling. Survey dilalukan secara tatap muka dan proporsional berbasis wilayah desa.
Dengan margin of error 4,4 persen, Gus Makki unggul 2,2 persen dalam survey ini. Ipuk meraih 43 persen suara sedangkan Gus Makki meraih 45,2 persen suara. Namun ada juga responden yang tidak menjawab / tidak tahu sebesar 11,8 persen.
Direktur Diska Media Riset dan Kampanye, Ach Syauqi menyatakan survey dilakukan kepada masyarakat dalam konteks pilkada Banyuwangi 2024. Dia menyebut, dengan hasil yang didapatkan dalam survey tersebut, menurutnya petahan saat ini berada pada posisi yang kurang baik.
"Ketika diukur dari beberapa nama, petahana masih di bawah 50 persen, bahkan saat dihadapkan head to head melawan Gus Makki justru petahan malah selisih 2,2 persen," jelasnya, Selasa, 6 Agustus 2024 sore.
Menurutnya, sebagai petahana, merunut rule of incumbent, elektabilitas seorang petahana idealnya harus diatas 65 persen. Apalagi ada pemilih yang belum menentukan pilihan 11,8 persen.
"Biasanya kalau menurut rule of incumbent dia (responden yang belum menentukan pilihan) larinya ke penantang," tegasnya.
Dalam survey yang dilakukan Diska ini, ada data yang cukup menarik. Yakni pada faktor pengubah pilihan Politik. Dimana pemberian uang atau yang dikenal dengan money politik tidak menjadi faktor penentu berubahnya pilihan politik.
Sebab faktor money politik ini hanya memberikan pengaruh sebesar 10,8 persen. Sedangkan faktor paling dominan penentu berubahnya pilihan politik adalah menyapa langsung ke masyarakat sebesar 51,6 persen.
Syauqi menjelaskan, sebuah survey, jika dilakukan jauh dari hari H, maka masa expired-nya 3 bulan. Artinya 3 bulan sudah berubah kondisinya. Sebab, ketika seorang calon bekerja setiap hari per bulan Dia bisa menambah antara 1 sampai 3 persen elektabilitas. "Jadi kalau tiga bulan dia bisa bertambah 6 sampai 10 persen," terangnya.
Akan tetapi, jika survey dilakukan mendekati hari H, seperti saat ini ketika pilkada kurang 4 bulan, maka masa ekspired sirvey itu hanya 1 sampai 2 bulan. Artinya survey yang dilakukannya hari ini pada September sudah berubah lagi.
"Berubah itu, Bu Ipuk akan menyaingi Gus Makki, lebih unggul, atau Gus Makki akan tambah melesat," ujarnya.