Survey ARCI, Khofifah-Emil Dominan di Pilgub Jatim
Peta politik menjelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur masih didominasi oleh pasangan Bakal Calon Gubernur dan Bakal Calon Wakil Gubernur, Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak.
Hal tersebut diperkuat oleh survey elektabilitas yang dilakukan oleh lembaga survey ARCI pada periode 1-12 Juli 2024.
Dalam simulasi Cagub, nama Khofifah meraih presentase tertinggi di angka 49,7 persen, diikuti Tri Rismaharini di angka 13,4 persen, KH Marzuqi Mustamar di angka 10,6 persen, lalu Abdullah Azwar Anas 5,2 persen, Ahmad Fauzi 4,5 persen, Pramono Anung 2,1 persen, M Nur Airifn 0,9 persen, Anggia Ermarini 0,5 persen. Sementara sebanyak 13,1 persen responden belum menentukan pilihannya.
Saat disimulasikan dua nama Cagub Jatim, elektabilitas Khofifah menguat di angka 54,3 persen. Sedangkan pesaing kuatnya adalah Risma di angka 23,8 persen. Sebanyak 21,9 persen responden belum menentukan pilihan.
"Khofifah Indar Parawansa unggul baik dalam top of mind hingga kuisioner head to head melawan Tri Rismaharini," ujar Direktur ARCI Baihaki Sirajt di Surabaya saat paparan, Rabu 24 Juli 2024.
Sementara dalam survei Cawagub Jatim, elektabilitas Emil Dardak tertinggi di angka 47,6 persen, diikuti KH Marzuqi 15,8 persen, Ahmad Fauzi 9,2 persen, M Nur Arifin 3,1 persen, Anggia Ermarini 2,5 persen. Sementara 21,8 persen responden belum menentukan pilihan.
"Emil jauh unggul dari nama-nama lain. Emil baik tingkat popularitas, kesukaan, dan elektabilitas sangat tinggi," jelas Baihaki.
Jika digabungkan antara Khofifah - Emil dengan simulasi head to head Marzuqi - Risma, elektabilitas pasangan petahana 56,4 persen. Sementara Marzuqi - Risma 28,9 persen. Sebanyak 14,7 persen belum menjawab. Kemudian ARCI mengubah posisi Risma - Marzuqi, justru elektabilitasnya turun menjadi 27,2 persen.
Terkait hasil tersebut, Baihaki mengatakan, karena sampai saat ini belum ada pesaing yang resmi mengdeklarasikan atau dicalonkan tiga partai PKB, PDI Perjuangan, Partai Nasdem sebagai lawan.
"Kalau berlarut-larut tidak muncul calonnya maka tidak bisa mengejar incumbent. Saat ini pemilih PKB banyak di incumbent berdasarkan survei kami," pungkasnya.