Tindakan Oknum Aparat saat Demo Jadi Bahan Survei IPI
Survei Indikator Politik Indonesia (IPI) menunjukkan, mayoritas responden setuju bahwa aparat semakin semena-mena terhadap masyarakat yang berbeda pandangan politik dengan penguasa.
Direktur Eksekutif IPI Burhanuddin Muhtadi menjelaskan, berdasarkan survei yang digelar 24 hingga 30 September 2020, sebanyak 19,8 persen responden menyatakan setuju bahwa aparat semakin semena-mena. Kemudian, 37,9 persen resmponden menyatakan agak setuju.
"Jadi, kalau saya gabung (jawaban) yang setuju dan agak setuju, itu mayoritas," ujar Burhanuddin dalam keterangan tertulis, Senin 26 Oktober 2020.
Sebab, jumlah responden yang menjawab kurang setuju sebesar 31,8 persen dan 4 persen menyatakan tidak setuju sama sekali. Sehingga apabila diakumulasikan, responden yang masuk kategori tak setuju bahwa aparat semakin semena-mena terhadap masyarakat yang berbeda pandangan politik dengan penguasa, yakni sebesar 35,8 persen.
Adapun responden yang tidak menjawab atau mengaku tak tahu, yakni sebesar 5,8 persen. Dengan temuan itu, Burhanuddin mengingatkan agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) berhati-hati karena lonceng menurunya kebebasan sipil telah berbunyi.
"Beliau sebagai presiden yang lahir di era reformasi semestinya menjaga warisan paling mahal reformasi, yaitu kebebasan atau demokrasi," ujar Burhanuddin.
Adapun, survei ini dilakukan terhadap 1.200 responden yang dipilih secara acak dan tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Metode survei dilaksanakan melalui wawancara telepon dengan margin error kurang lebih 2,9 persen dan tingkat kepercayaan survei sebesar 95 persen.
Di sisi lain, koordinator BEM se-Jabodetabek Bagas Maroupindra sempat meminta pemerintah melakukan evaluasi terhadap tindakan represif kepolisian selama mengamankan aksi demonstrasi menolak Omnibus Law Undang-undang Cipta Kerja.
"Kita juga melihat bagaimana tindakan represif dari aparat kepada mahasiswa maupun aktivis kemudian kita bawa hari ini," tutur dia.