Survei, Hanya 52 Persen Bayi di Indonesia dapat ASI Eksklusif
Jumlah bayi yang tidak menerima air susu ibu (ASI) eksklusif di Indonesia nyaris menyamai bayi yang menerima ASI eksklusif. Ketua Umum Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Nia Umar menyebut menyusui adalah hak bayi dan juga anak.
Menyusui Hak Bayi dan Ibu
"Menyusui itu adalah hak bagi bayi dan juga ibu. Jadi harus berjalan seiring," kata Nia dalam webinar bertajuk Tak Boleh Surut, Dukungan untuk Ibu Menyusui Harus Berlanjut, pada Selasa 29 Agustus 2023.
Dalam webinar yang digelar AJI Indonesia dan UNICEF itu, Nia melanjutkan jika hak menyusui dan memberi ASI pada bayi dan perempuan, diikuti dengan sejumlah kewajiban, namun bukan pada bayi atau perempuan.
"Kewajiban ini jatuhnya pada keluarga, pasangan, orang tua, mertua, tetangga, pemuka agama, hingga pemerintah," katanya.
Lingkungan berkewajiban menyediakan fasilitas dan sarana mendukung hak bayi dan perempuan untuk menyusu dan menyusui. "Pemerintah bisa memberikan intervensi dengan aturan dan fasilitas," lanjutnya.
Namun, dalam intervensi dan dukungan, idealnya tak boleh ada konflik kepentingan. Sehingga kepentingan utamanya adalah untuk memenuhi hak bayi dan ibu menyusui.
"Tidak boleh ada konflik kepentingan. Misalnya mendukung tetapi dengan tujuan agar penjualan produk tertentu laku. Jika begitu hasilnya pasti akan buruk," katanya.
Kondisi di Indonesia sendiri, berdasarkan survei tahun 2017, didapati 52 persen bayi berusia 0 hingga 5 bulan di Indonesia, telah menerima ASI eksklusif selama 24 jam. Sementara sisanya, sebanyak 48 persen, tidak menerima ASI eksklusif.
Tantangan Ibu Menyusui
Sejumlah tantangan dihadapi ibu menyusui di Indonesia. Di antaranya adalah pasokan ASI ibu yang berkurang.
Nia menyebut, dibutuhkan konselor untuk memberdayakan para ibu sehingga mereka mau menyusui. "Ibu perlu diberdayakan untuk tahu, mau dan mampu menyusui," katanya.
Selain itu, masifnya promosi susu formula juga menjadi tantangan bagi rendahnya jumlah ibu menyusui. Data UNICEF menyebut, laju penjualan susu formula di Indonesia menjadi salah satu yang terbesar di dunia.
Tantangan selanjutnya adalah masa cuti yang singkat pada ibu bekerja. "Cuti maternitas yang cukup dapat menjadi solusi agar ibu menyusui anaknya dengan cukup," katanya.
Advertisement