Survei ARCI Pilkada Jember: Belum Ada Calon Aman hingga Isi Tas Menentukan Elektabilitas
Hasil survei Accurate Research And Consulting Indonesia (ARCI) belum ada bakal calon bupati Jember pada Pilkada 2024 yang benar-benar aman. Termasuk bakal calon dari petahana Hendy Siswanto.
Direktur ARCI, Baihaki Siraj mengatakan, berdasarkan survei pada bulan April 2024, elektabilitas Hendy Siswanto mencapai 31,5 persen. Hendy berada di bawah Gus Fawait yang mencapai 38,7 persen. Sedangkan mantan Bupati Jember Faida berada di angka 15,6 persen.
Hasil survei menunjukkan, Hendy Siswanto banyak dipilih oleh pelaku UMKM, Gus Fawait mayoritas didukung oleh ibu-ibu. Sedangkan Faida masih memiliki basis pendukung di pinggiran dan pedesaan.
Dengan elektabilitas yang dicapai tiga tokoh tersebut, belum ada satupun yang berada di posisi aman. Hendy Siswanto sebagai petahana semestinya harus memiliki elektabilitas 65 persen agar relatif aman.
Itu pun masih berpotensi kalah. Baihaki mencontohkan pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017. Ahok yang memiliki elektabilitas 65 persen masih bisa dikalahkan oleh Anies Baswedan.
Ditambah karakteristik pemilih di Kabupaten Jember cenderung tidak konsisten, mudah berubah. Dari 1.000 responden yang disurvei, sebanyak 59,2 menyatakan tidak akan mengubah pilihannya saat pelaksanaan Pilkada Jember bulan November 2024 mendatang. Sementara sebanyak 40,7 persen menyatakan mungkin berubah.
“Hendy Siswanto dipilih karena programnya. Sementara Gus Fawait dipilih karena sosoknya. Karena itu, pemilih Gus Fawait relatif konsisten,” katanya, Selasa, 30 April 2024 malam.
Dari 40,7 persen yang menyatakan berubah sebanyak 71,2 persen menyatakan mungkin mengubah pilihan saat diberi bingkisan/amplop. 7,8 berubah karena ajakan keluarga, 5,1 persen karena ajakan tokoh agama/masyarakat, dan 2,3 persen berubah karena mengetahui visi dan misi calon.
“Visi dan misi calon yang kami temukan kalah dengan isi tas. Isi tas (uang) dapat mengubah pilihan masyarakat,” tambahnya.
Lebih jauh ARCI merekomendasikan bagi calon yang ingin meningkatkan elektabilitas, salah satunya dengan melakukan kampanye door to door.
Berdasarkan hasil survei, sebanyak 38,9 persen responden menginginkan kampanye door to door, 4,2 kampanye terbuka, 8,8 kampanye terbatas. Kemudian yang menginginkan kampanye melalui televisi hanya 5,08 persen, iklan media cetak 6,3 persen, iklan media online 6,7 persen, bilboard 8,4 persen, dan pamflet sebanyak 2,4 persen.
Karakteristik lain pemilih juga harus diperhatikan. Pemilih di Jember sebanyak 37,2 persen menginginkan calon yang perhatian dan peduli kepada masyarakat. 25,5 persen calon yang tidak tersandung kasus korupsi, dan 16,2 persen menginginkan calon religius taat beragama.
“Seperti yang saya sampaikan, calon yang ingin merebut hati rakyat harus melakukan kampanye door to door, dari rumah ke rumah. Selain isi tas tadi yang juga menentukan pilihan masyarakat,” pungkasnya.