Survei ARCI: Pemimpin Tak Peduli Jadi Penyebab Money Politic Jember Tertinggi di Jawa Timur
Praktik money politic (politik uang) di Kabupaten Jember ternyata rangking pertama di Jawa Timur. Hal tersebut diketahui berdasarkan hasil survei yang dilakukan Accurate Research And Consulting Indonesia (ARCI).
Direktur ARCI, Baihaki Siraj mengatakan, berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada bulan April 2024 lalu, sebanyak 40,7 persen dari 1.000 responden yang tidak konsisten. Dari 40,7 persen itu, sebanyak 70,2 persen bersedia mengubah pilihannya pada pilkada 2024 apabila diberi uang.
Kondisi tersebut wajar terjadi, karena praktik money politic di Jember memang cukup tinggi. Berdasarkan hasil survei di kabupaten/kota di Jawa Timur setiap pelaksanaan pesta demokrasi, Jember menempati rangking pertama.
Baihaki menyebut, persentase money politic di Jember menyentuh angka 70 persen. Padahal hasil survei kabupaten/kota lain di Jawa Timur maksimal 63 persen.
“Rata-rata ada praktik money politic, seperti Lumajang, Sidoarjo, Surabaya. Malah di Surabaya temuan kami hanya 45 persen dari responden yang kami survei,” katanya.
Penyebab praktik money politic di berbagai daerah tinggi hampir sama, yakni karena banyak pemimpin yang tidak peduli terhadap rakyatnya. Sehingga masyarakat kemudian menerima uang yang diberikan calon menjelang pemungutan suara, karena meskipun nanti terpilih, calon yang dipilihnya sering melupakan janji politiknya.
Atas kondisi tersebut, ARCI menyarankan Bawaslu bersama aparat kepolisian kerja ekstra dalam Pilkada 2024 mendatang. Sebab, praktik money politic dalam Pilkada Jember masih berpotensi terjadi.
“Penyebabnya beragam, salah satunya banyak calon setelah terpilih tidak peduli terhadap rakyat. Ini menjadi tugas Bawaslu dan polisi meningkatkan pengawasan dan penindakan,” pungkasnya.