Surplus Panen Jagung, Harga Jagung Anjlok
Indonesia alami panen raya jagung di sejumlah wilayah, di bulan ini. Harga jagung pun turun dari Rp7.000 per kilogram menjadi Rp4.300 per kilogram.
Dilansir dari laman Badan Standardisasi Instrumen Pertanian, Balai Pusat Statistik (BPS) menyebut terdapat panen jagung dari 405 ribu hektare lahan pada Maret 2024 dengan total produksi 2,29 juta ton pipil kering. Produksi berlanjut mencapai 1,76 juta ton pipil kering dari 318 ribu hektare lahan pada April 2024.
Beberapa wilayah yang menjadi penghasil jagung pada bulan Maret dan April. Terdapat 10 wilayah yang panen pada Maret antara lain Tuban 42.811 hektare, Bone 39.131 hektare, Lampung Timur 35.905 hektare, Lampung Selatan 33.940 hektare, Bima 29.178 hektare, Dompu 28.895 hektare, Sampang 28.152 hektare, Pamekasan 22.086 hektare, Lampung Tengah 19.122 hektare, dan Sumbawa 18.363 hektare.
10 wilayah lain yang disebut sebagai lumbung jagung pada April antara lain Sumbawa 39.632 hektare, Bima 29.957 hektare, Gunung Kidul 26.899 hektare, Dompu 17.060 hektare, Lampung Tengah 15.202 hektare, Wonogiri 15.200 hektare, Boalemo 12.280 hektare, Lampung Timur 12.030 hektare, Jeneponto 11.997 hektare, dan Malang 9.719 hektare.
Harga Jagung Turun
Dampaknya Harga jagung di sejumlah wilayah turun. Tren penurunan dirasakan setidaknya pada Maret, menurut Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Bima, Afifudin, pada Maret lalu. Dari yang sebelumnya mencapai Rp 8.000 per kg, kini saat ini Rp. 4.300 sampai Rp 4.400 di tingkat petani.
Sementara, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan, Sunanto berharap intervensi pemerintah untuk menjaga harga di tengah masa panen raya. "Kami harap pabrik dapat turun langsung serap jagung petani," katanya.