Suriah dan Afghanistan Memanas, Ledakan Roket Makin Mencekam
Suasana di Suriah dan Afghanistan memanas. Dua leadakan di Suriah merenggut nyata tujuh jiwa. Sedang ledakan roket di Afghanistan menewaskan delapan jiwa. Memanaskan situasi di kedua negara, semakin mengancam suana tegang akibat pandemi Covid-19.
Tujuh orang tewas, setelah terjadi dua ledakan bom di daerah barat laut Suriah dekat perbatasan Turki, Selasa 24 November 2020 waktu setempat.
Ledakan pertama terjadi tepatnya di persimpangan jalan di pinggiran kota Al Bab, Utara provinsi Aleppo, dilansir Reuters, Rabu 25 November 2020. Sedikitnya lima orang tewas dan 20 luka-luka, beberapa orang mengalami luka berat.
Ledakan kedua merupakan ledakan mobil menewaskan dua warga sipil tewas dan 17 luka-luka dalam ledakan mobil di kota Afrin. Pejabat pertahanan sipil mengatakan, jumlah korban tewas diperkirakan akan bertambah.
Sementara itu, kabar mengejutkan datang dari Kabul, ibu kota Afghanistan. Pasalnya Sabtu lalu waktu setempat, kota tersebut mengalami serangan bertubi-tubi, yang menyebabkan 8 orang tewas dan 31 lainnya luka-luka.
Dilansir dari Al Jazeera, Juru bicara kementerian dalam negeri, Tariq Arian mengatakan, ledakan tersebut terjadi akibat ulah teroris yang memasang roket di truk kecil dan meledakkannya.
Ia juga menambahkan, penyelidikan sedang dilakukan untuk mengetahui bagaimana kendaraan itu masuk ke dalam kota tanpa terdeteksi.
Bahkan, beberapa warga sempat merekam proyektil yang diluncurkan dan mempostingnya di media sosial. Dari gambar yang beredar di Facebook, terlihat mobil rusak dan lubang di sisi bangunan.
Tetapi menanggapi hal ini, Taliban membantah terlibat dalam serangan ini dan mengatakan tidak menembak membabi buta ke tempat umum.
"Serangan roket di kota Kabul tidak ada hubungannya dengan mujahidin Imarah Islam," kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid.
Sementara, Kementerian menjelaskan beberapa ledakan kecil juga dilaporkan Sabtu pagi, termasuk satu ledakan yang menghantam mobil polisi, menewaskan satu polisi dan melukai tiga lainnya. Dalam enam bulan terakhir, Taliban melakukan 53 serangan bunuh diri dan 1.250 pemboman yang menewaskan 1.210 warga sipil dan melukai 2.500 lainnya, kata Arian pekan ini.
Awal bulan ini, beberapa pria bersenjata menyerbu kampus Universitas Kabul dan menewaskan sedikitnya 35 orang, sebagian besar mahasiswa, dan melukai lebih dari 50 lainnya.
Serangan itu diklaim oleh ISIS tapi pemerintah Afghanistan mengatakan jaringan Haqqani ultra-kekerasan Taliban yang bertanggung jawab.
Departemen Luar Negeri AS mengumumkan pada Jumat malam bahwa Menteri Luar Negeri Mike Pompeo akan bertemu dengan negosiator dari Taliban dan pemerintah Afghanistan di Qatar pada hari Sabtu.
Presiden AS Donald Trump telah berulang kali berjanji untuk mengakhiri "perang selamanya" termasuk di Afghanistan - konflik terpanjang di Amerika Serikat yang dimulai dengan invasi untuk mengusir Taliban setelah serangan 11 September 2001.
Advertisement