Surat Pernyataan Rizieq Syihab Tolak Publikasikan Hasil Swab
Front Pembela Islam (FPI) mengklaim bahwa Rizieq Syihab telah melakukan tes swab mandiri. Namun, pria 55 tahun itu menolak untuk mempublikasikan hasil swab tersebut. Rizieq Syihab pun membuat surat pernyataan perihal penolakan publikasi hasil swab miliknya.
Ia dengan tegas tidak mengizinkan siapapun membuka informasi hasil swabnya. Tidak dijelaskan alasannya menolak hasil swab diumumkan. Surat pernyataan itu atas nama Moh Rizieq, umur 55 tahun, dan ditandatangani di Bogor, pada Sabtu 28 November 2020.
Ada dua saksi yang ikut mencantumkan tanda tangan di atas kertas bermaterai. Salah satunya tertuis Legal RS UMMI Bogor, Foto surat pernyataan Rizieq Syihab itu telah beredar luas di media sosial.
Berikut ini surat pernyataan Rizieq Syihab menolak publikasi hasi swab:
Surat Pernyataan
Bismillahirohmanirrohiim (dalam huruf Arab).
Saya bertanda tangan di bawah ini:
Nama: Moh. Rizieq
Umur: 55 Tahun
Alamat: --------
Dengan ini saya tidak mengizinkan siapapun untuk membuka informasi hasil pemeriksaan medis dan hasil swab.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dalam keadaan sehat. Untuk dapat digunakan sebagai mana mestinya.
Bogor 28 November 2020
Tanda Tangan
Seperti diketahui, Rizieq Syihab sudah dirawat di Rumah Sakit UMMI Bogor sejak Rabu, 25 November 2020. Wakil Sekretaris Umum DPP FPI Aziz Yanuar menyebut pimpinannya dalam keadaan sehat dan tidak terkena Covid-19.
Hal itu disampaikan ke media massa ketika Satgas Covid-19 Kota Bogor dan Walikota Bogor Bima Arya menjelaskan kepentingan mereka untuk mengetahui hasil swab Rizieq Syihab untuk pendataan jumlah pasien di wilayahnya. Sebab, Rizieq Syihab diasumsikan sebagai orang dalam pemantauan (ODP) mengingat munculnya klaster Petamburan, lokasi rumah sekaligus markas FPI.
Massa membeludak sejak dari penjemputan kedatangan Rizieq Syihab di Bandara Internasional Soekarno-Hatta hingga tiba di rumahnya, pada 10 November 2020.
Tak berhenti sampai di situ, Rizieq Syihab punya agenda di pondok pesantren di Bogor, selanjutnya menggelar acara Maulid Nabi hingga menikahkan anaknya.
Sepanjang agenda tersebut, massa berdesakan tanpa memperhatikan protokol kesehatan 3M, hanya sebagian orang memakai masker dengan benar, selebihnya masker hanya dipakai di dagu. Bahkan, ada yang tidak memakai masker dan tidak menjaga jarak dari kerumunan.