Surat Pengunduran Diri Habib Hilal dari Dewan Syuro PKB
Ditunjuk sebagai wakil sekretaris Dewan Syuro DPP PKB periode 2019-2024, Habib Hilal Al Aidid memilih mundur. Habib Hilal mundur karena merasa masih banyak ulama dan kiai yang lebih sepuh dari dirinya.
Pengunduran diri Habib Hilal tertuang dalam sebuah surat yang dia tandatangani pada 28 Agustus 2019 kemarin.
Berikut surat pengunduran diri Habib Hilal:
Kepada Yang Terhormat:
Bapak Dr. (HC) Abdul Muhaimin Iskandar
di Jakarta
Assalmualaikum warahmatullah wabarakatuh
Salam sejahtera kami haturkan, semoga rahmat, hidayat dan inayat Allah Subhanahu wa taala senantioasa menapai setiap langkah perjuangan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), amin.
Pertama, saya mengucapkan selamat atas kelancaran Muktamar PKB ke V di Nusa Dua, Bali dan menetapkan Gus Abdul Muhaimin Iskandar sebagai Ketua Umum terpilih sekaligus Formatur Tunggal Kepengurusan PKB 2019-2024. Semoga Allah Subhanahu wa Taala memberikan kekuatan kepada Bapak untuk terus berjuang memberikan manfaat bagi seluruh rakyat Indonesia.
Selanjutnya, setelah mendengar berita penetapan Pengurus DPP PKB 20192024, yang salah satunya menunjuk saya sebagai Wakil Sekretaris Dewan Syuro Dewan DPP PKB, maka sungguh saya merasa sangat tersanjung dan menghaturkan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya atas kepercayaan dan penghormatan yang telah diberikan kepada saya.
Namun demikian, sesudah merenung dalam-dalam, saya merasa masih banyak tokoh ulama sepuh lain yang lebih pantas menempati posisi tersebut. Oleh karena itu, dengan tanpa mengurangi rasa hormat, maka melalui surat ini saya mengundurkan diri dari jabatan tersebut.
Demikian, semoga hal ini dapat dimengerti dan dipahami dengan baik. Dan atas perhatian bapak dihaturkan terima kasih.
Wallahu muwaffiq ila aqwamith thariq,
Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.
Yogyakarta, 28 Agustus 2019/27 Dzul Hijjah 1440 H
Dengan segala hormat
Habib Hilal al Aidid
Sementara itu Cak Imin membenarkan adanya surat tersebut. "Udah kontak saya, alasannya dia merasa terlalu muda di situ. Itu tempatnya kiai-kiai tua," kata Cak Imin.