Viral Surat Izin Tak Masuk Sekolah Ayah Bonek, HOAX!
Laga final antara Persebaya melawan Arema Malang kemarin menyisakan banyak cerita di dalamnya. Salah satunya viralnya selembar surat izin orangtua dari Diandra Ramazhana Lintang Lestari yang ditujukan kepada guru di SMPN 4 Surabaya.
Surat izin tersebut menjadi viral karena izin yang diterangkan bukan untuk anaknya yang sedang sakit atau keperluan lainnya. Namun untuk kepentingan nonton laga final Persebaya melawan Arema Malang.
Saat dikonfirmasi ke SMPN 4 Surabaya, perihal surat tersebut, juru bicara SMPN 4 Surabaya, Mulyo Setyo menyebut jika memang benar ada siswi yang namanya seperti yang disebutkan dalam surat. Tapi, Mulyo menyebut jika surat izin yang beredar di media sosial, bukan surat yang diterima oleh pihak SMPN 4 Surabaya.
"Surat yang asli tidak mengebu-gebu kalimatnya seperti yang sedang viral. Bedalah pokoknya," ujar Mulyo Setyo saat ditemui di SMPN 4 Surabaya Rabu, 10 April 2019.
Menurut Mulyo Setyono, saat surat izin yang asli diterima oleh sekolah, wali kelas segera menghubungi anak tersebut lewat sambungan telepon. Wali kelas menanyakan kenapa tidak masuk sekolah.
"Ditanya kenapa tidak masuk sekolah? Anak tersebut memang bilang sedang diajak orangtuanya menonton bola. Karena tidak ingin berbohong," ungkap guru mata pelajaran IPA ini.
Sementara, Wining Anjarwati guru Bimbingan Konseling (BK) mengatakan jika pihak sekolah melalui BK sudah memanggil orangtua dari anak tersebut pagi tadi.
"Alhamdulillah orangtuanya sudah datang tadi pagi menemui saya bersama anaknya. Anaknya juga sudah saya tanya. Intinya surat itu tidak benar," kata Wining.
Wining menambahkan, untuk surat yang beredar di media sosial belum diketahui pasti siapa yang menulis. Karena yang bersangkutan dan orangtuanya pun tak mengetahui secara pasti siapa yang menulis ulang dan mengunggahnya.
"Sebelumnya anak tersebut memang membuat status tentang surat izin. Tapi surat izin yang diberikan ke sekolah. Dan bukan yang beredar di media sosial. Mungkin curiganya waktu di status itu ada yang menulis ulang namanya. Kemudian disebar. Cepat sekali menyebarnya," imbuh Wining.
Kepada orangtua, pihak sekolah juga sudah memberikan pengertian untuk tidak mengulangi lagi. Kata Wining, izin dari sekolah hanya digunakan untuk kepentingan yang krusial saja.
"Kalau sanksi saat ini belum ada hanya diberi pengertian saja orangtuanya. Tapi kalau nanti diulangi lagi anak tersebut bisa diskors dari sekolah," lanjut Wining.
Untuk meyakinkan jika surat yang diberikan kepada pihak sekolah berbeda dengan yang beredar di media sosial, pihak sekolah pun menunjukkan surat izin asli. Namun pihak sekolah tak mengizinkan untuk dipublikasikan.
Pengamatan, reporter ngopibareng.id, bila dibandingkan surat asli dengan yang beredar di media sosial memang sangat berbeda. Perbedaan itu bisa dilihat dari pertama, dari tulisan tangan sudah berbeda. Surat yang beredar di media sosial tulisannya lebih rapi sedangkan surat aslinya tidak serapi yang viral.
Kedua, penggunaan kalimat di surat izin asli juga lebih sopan. Lalu, tanda tangan ayah siswa tersebut juga berbeda. Jika dalam surat yang beredar di media sosial ada empat nama yang ditulis setelah tanda tangan, sedangkan surat izin asli hanya ada nama ayah siswa tersebut Dwi Siswanto.
Saat ingin dikonfirmasi kepada siswi tersebut, pihak sekolah tidak berkenan dengan pertimbangan psikologis siswa. "Sebaiknya jangan ditemui dulu cukup kami pihak sekolah saja. Karena anaknya sudah cukup tertekan dengan viralnya surat izin tersebut. Tadi dia juga sempat tidak mau sekolah,” kata Wining.
Pihak sekolah juga berharap, masyarakat tidak lagi membesarkan persoalan surat izin yang viral tersebut. Sebab, surat yang jadi viral itu tidak benar. Dan pihak sekolah sudah menyelesaikan masalah ini dengan orang tua.
"Saya harap cukup ya, pihak sekolah juga sudah menyelesaikannya. Kasihan anaknya kalau terus dipermasalahkan dan untuk orangtua diharapkan lebih bijak lagi ke depannya," pungkas Wining.