Surabaya yang Sedang Berbunga-bunga
Surabaya makin lama makin cantik saja, hal itu terlihat dari mekarnya bunga-bunga di tepian sejumlah jalan protokol kota ini. Pemandangan tersebut bahkan disebut-sebut sama dengan panorama mekarnya bunga sakura di Jepang.
Namun jangan salah, bunga itu bukanlah sakura, melainkan bunga dari pohon bernama latin Tabebuya Chrysotricha, yang berasal dari negera tropis, Brasil.
Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya Muhammad Fikser mengatakan tabebuya itu kini tersebar di sejumlah jalan protokol. Diantaranya yakni Jalan Ahmad Yani, Jalan Darmo, dan Jalan Raya Gubeng Surabaya.
"Bunga tabebuya itu sebenarnya sudah banyak tersebar di beberapa tempat, sampai di pelosok jalan, taoi yang paling banyak di jalan-jalan utama protokol," kata Fikser, Selasa 27 November 2018.
Fikser menyebut, tabebuya yang ditumbuh di Surabaya itu memiliki beberapa varian warna. Diantaranya kuning, pink, putih, dan terakhir yakni warna ungu yang disebut-sebut memiliki kemiripan dengan bunga sakura.
Bibit tabebuya yang tumbuh subur itu, kata Fikser berasal dari budi daya petani bunga yang berada di Kebun Bibit (Taman FLora) Surabaya. Namun, Pemkot kata dia juga tak jarang memasaoknya dari petani-petani yangv berasal dari Malang dan Kediri.
"Kita kan punya yang dibudi dayakan di kebun bibit itu, tapai terkadang kita juga ambil dari petani yang ada di Kota Malang dan Kota Kediri," kata dia.
Fikser mengatakan, ide awal penanaman tumbuhan tabebuya ini, talk lepas dari inisiasi Tri Risma Harini, bahkan jauh sebelum ia menjabat sebagai Wali Kota Surabaya.
"Idenya dari Ibu Risma, waktu dia masih menjabat Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Kota Surabaya, belum jadi wali kota itu," papar Fikser.
Menurutnya, saat itu belum banyak tabebuya yang ditanam. Barulah ketika 2010, Pemkot Surabaya memulai secara serius melakukan penanaman sejumlah jenis pohon dan tanaman, seiring dengan peremajaan ruang terbuka hijau di Surabaya.
Penanaman tabebuya ini kata dia, selain bertujuan untuk menambah keasrian Kota Surabaya, namun juga memberi habitat yang alami bagi ragam biota yang menggantungkan hidupnya dari dan di atas pohon.
Fikser menyebut, mekarnya tabebuya ini terjadi dua kali dalam setahun. Yakni sekitar awal tahun, pada bulan April dan menjelang akhir tahun pada bulan November, seperti sekarang ini.
Namun yang unik, Kata Fikser, mekarnya tabebuya pada beberapa hari ini adalah fenomena yang unik, karena lazimnya bunga ini berkembang di waktu waktu musim kemarau, bukan pada musim menjelang hujan seperti sekarang ini.
"Mekarnya di musim hujan ini unik, karena saat mendung, angin berhembus, membuat Surabaya jadi romantis," kata dia, sembari tertawa.
Sementara itu, salah seorang Warga Surabaya, Rini Dwiyanti, 20 tahun, mengapresiasi langkah Pemkot Surabaya yang telah menananm bunga tabebuya ini sepanjang jalan Ahmad Yani Surabaya.
"Kami senang, foto di tepi jalan A. Yani sekarang berasa seperti berada di Kota Tokyo," kata warga Gayungsari, Surabaya ini, seraya melanjutkan posenya. (frd)
Advertisement