Surabaya Tak Masuk Smart City, Pakar ITS: Pemkot Instropeksi
Pakar Tata Kelola Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Putu Rudy Satiawan buka suara terkait respons, Walikota Surabaya, Eri Cahyadi setelah Kota Pahlawan tak masuk daftar Smart City.
Putu menyebut, Pemerintah Kota Surabaya (Pemkot) tidak perlu kebakaran jenggot. Hal itu diungkapkan saat diskusi Surabaya Gak Jadi Smart City, Gak Bahaya Ta? di Ngopibareng.id. "Tentang Smart City, Pemkot Surabaya tidak perlu kebakaran jenggot," kata Putu, saat menjadi pembicara, Senin, 26 Juni 2023.
Putu menilai, respons Eri ketika Surabaya tidak masuk dalam Smart City versi IMD World Competitiveness, arogan. Seharusnya, mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko), itu belajar.
"Kalau begini arogan sebetulnya, karena dia tidak tahu bagaimana membentuk layanan, layanan itu kan dibagi dua saja, supply delivery dan demand delivery itu saja frame besarnya," jelasnya.
Menurut Putu, sebaiknya Eri tidak membahas apa yang telah dilakukannya selama ini. Akan tetapi, melihat apakah masyarakat benar-benar merasakan programnya selama menjabat.
"Tidak usah mengatakan 'Smart City begitu-begitu saja' atau 'kita sudah melakukan yang terbaik'. Biasa saja, mestinya dia instropeksi," ucapnya.
"Contohnya seperti, ternyata pelayanannya menurut Eri sudah terpenuhi, ternyata belum dikonsumsi masyarakat, sehingga tetap terjadi pelayanan yang tidak efisien," tambah Putu.
Sebelumnya, Walikota Surabaya Eri Cahyadi tak mempermasalahkan Surabaya tak masuk dalam kategori smart city. "Karena yang penting bukan pengakuan, tapi bisa terang (bermanfaat) buat umat," ujar dia.
Kata Eri Cahyadi, Pemerintah Kota Surabaya selama ini juga tidak pernah melihat ada tim penilai yang turun menanyakan.
Advertisement