Surabaya Mendung Dipengaruhi Polusi? Ini Penjelasan BMKG
Beberapa hari belakangan awan mendung menyelimuti Kota Surabaya. Meski demikian, hawa yang dirasakan masih cenderung panas atau gerah. Mengenai hal ini banyak spekulasi bermunculan bahwa mendung di Surabaya adalah menumpukan polusi.
Menjawab hal tersebut, Kasi Data dan Informasi BMKG Juanda Teguh Tri Susanto mengatakan, mendung di Surabaya tak sepenuhnya karena musim pancaroba atau peralihan, tapi juga dipengaruhi lapisan inversi.
"Mendung yang terjadi di Surabaya karena memasuki masa peralihan atau pancaroba. Dan untuk konten yang menyebut terjadi polusi, data observasi karena sedang terjadi kekaburan jarak pandang akibat adanya lapisan inversi," jelasnya, Rabu, 15 November 2023.
Lapisan inversi adalah fenomena atmosfer yang terjadi ketika suhu udara di atas permukaan bumi meningkat seiring ketinggian, bertentangan dengan kondisi normal di mana suhu cenderung menurun sejalan dengan peningkatan ketinggian.
"Fenomena ini bisa terjadi ketika suhu udara di atas permukaan bumi meningkat seiring ketinggian, bertentangan dengan kondisi normal di mana suhu cenderung menurun sejalan dengan peningkatan ketinggian. Lapisan inversi dapat menyebabkan perubahan kondisi cuaca dan dapat mempengaruhi polusi udara," paparnya.
Menurutnya, polusi udara adalah salah satu dari efek yang bisa ditimbulkan akibat adanya lapisan inversi. "Di mana udara dingin yang terjebak di bawah lapisan inversi dapat menyebabkan penumpukan polusi udara di atas permukaan bumi. Ini dapat menghasilkan kualitas udara yang buruk, karena polutan tidak dapat tersebar dan diencerkan dengan baik," terang Teguh.
Selain itu, ujarnya adanya lapisan inversi bisa mengakibatkan adanya pertumbuhan embun es dan kabut. "Lapisan inversi dapat menyebabkan embun es atau kabut karena udara di bawahnya menjadi jenuh dengan kelembaban, terutama jika lapisan inversi itu sendiri cukup dingin," ungkapnya.
Ia juga menambahkan, lapisan inversi dapat mempengaruhi pola cuaca lokal, menghambat pertukaran udara antara lapisan atmosfer yang berbeda. "Lapisan inversi dapat mempengaruhi penerbangan karena perubahan mendadak dalam suhu dan kelembaban udara," tambahnya.
Advertisement