Surabaya 'Mendidih' Bak di Dalam Oven, Ini Kata BMKG
Warga Surabaya merasakan bagaimana panasnya terik matahari di Kota Pahlawan pada pukul 11.00 sampai 15.30 WIB. Sinar matahari terasa nyelekit di kulit. Apalagi bagi pengendara sepeda motor. Lalu, sebenarnya apa yang terjadi di Surabaya? Apakah karena gelombang panas matahari?
Ternyata informasi beredar yang mengatakan ada gelombang panas dan sebagainya adalah hoax. Berdasarkan informasi resmi dari BMKG Juanda, panas terik yang terjadi di wilayah Surabaya dan Jawa Timur dikarenakan baru melewati fase kulminasi dan posisi matahari saat ini masih berada di sekitar equator. Itu yang menyebabkan wilayah Jatim dan sekitarnya mendapatkan penyinaran matahari berlebih yang cukup intens.
Kulminasi sendiri adalah peristiwa saat matahari berada tepat di atas garis khatulistiwa atau titik zenit. Hal ini menyebabkan bayangan kita tidak terlihat. Fenomena ini juga ditandai dengan suhu udara yang lebih panas dibandingkan biasanya karena terjadi pada siklus musim kemarau.
Nah, selain adanya kulminasi, BMKG Juanda mengatakan jika saat ini panas di Surabaya terjadi karena sedikitnya tutupan awan sehingga pada siang hari suhu udara dirasakan sangat terik, panas, dan menyengat. Fenomena ini tak akan lama. Sebab suhu udara yang dirasakan tinggi di siang hari akan berkurang seiring bergeraknya posisi matahari ke belahan bumi selatan.
Namun untuk hari ini, warga Surabaya harus tetap mawas diri masalah panas matahari. Berdasarkan laporan prakiraan cuaca dari BMKG Juanda, hari ini, Sabtu 23 Oktober 2021, wilayah di Surabaya tetap akan panas. Dengan suhu maksimal 35 derajat celcius. Namun suhu maksimal yang dirasakan di angka 43 derajat celcius.
Selain itu, dari catatan BMKG suhu maksimum harian di 3 titik Stasiun Meteorologi di Surabaya, dua di antaranya mencatat di atas 35 derajat celcius. Stasiun Meteorologi Perak I 37,9 derajat, Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung perak 37,5 derajat, dan Stasiun Meteorologi Juanda 34,9 derajat.
Untuk itu, Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Juanda, Teguh Tri Susanto meminta warga Surabaya dan sekitarnya untuk tetap menjaga kesehatan diri dari panas yang terik itu. Ia mengimbau warga Surabaya untuk hidrasi cukup cairan tubuh.
Selain itu, warga Surabaya juga bisa melindungi diri dari panasnya terik matahari dengan baju yang tertutup, topi, payung, atau lotion proteksi dari sinar ultraviolet.
“Kalau terkait panas, jaga kondisi kesehatan tubuh saja dengan asupan gizi yang cukup. Minum air yang cukup. Jaga hidrasi tubuh,” katanya.