Surabaya Mencari Relawan Penerjemah untuk Piala Dunia U-20
Pemkot Surabaya mulai mempersiapkan relawan sebagai penerjemah bahasa asing dan mempromosikan makanan Lumpia Stadion sebagai ikon kuliner dalam menyambut Piala Dunia U-20 Tahun 2021.
Wakil Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana di Surabaya, Jumat, mengatakan relawan sebagai penerjemah bahasa asing ini terbuka untuk semua kalangan, termasuk suporter Persebaya, Bonek dan Bonita.
"Nantinya akan dilakukan proses seleksi sebagai penerjemah yang ditempatkan di hotel-hotel tempat peserta menginap," tambah Whisnu.
Menurut dia, para relawan tersebut nantinya akan dilatih berbicara bahasa asing agar bisa berkomunikasi dengan para peserta di Piala Dunia U-20. Apalagi, lanjut dia saat ini sudah ada aplikasi penerjemah bahasa asing di ponsel sehingga bisa memudahkan para relawan.
Whisnu mengemukakan Pemkot Surabaya akan mengoptimalkan keterlibatan dan peran serta warga Surabaya dalam piala dunia tersebut. "Jadi tidak hanya bicara soal perbaikan stadion GBT saja. Tapi juga bagaimana melibatkan warga Surabaya ikut berperan serta," sebutnya.
Kesiapan tersebut, lanjut dia juga menjadi program hingga di kampung-kampung. Whisnu mencontohkan warga bisa membuat pernak-pernik khas kesebelasan negara peserta yang bisa dijual saat piala dunia berlangsung.
"Ini juga menguatkan karakter Surabaya sebagai kota bola," kata Whisnu yang digadang-gadang maju dalam Pilkada Surabaya 2020.
Selain itu, tambah dia kuliner yang khas dikenal Lumpia Stadion juga perlu dipromosikan. Para Penjual akan dilatih proses pembuatan lumpia yang bisa dinikmati. "Supaya lumpia itu rasanya enak dan tidak keras, cara membuantnya seperti apa ya harus ada pelatihan," ujar Whisnu.
Diketahui Lumpia Stadion menjadi kuliner wajib bagi para Suporter Persebaya ketika menyaksikan pertandingan di stadion GBT. Harganya terjangkau dan selalu menjadi teman setia sebagai kudapan.
"Ini juga dipromosikan karena Arek-Arek Suroboyo kalau nonton cukup bawa uang Rp5 ribu, sudah bisa beli. Nanti harganya tetap menggunakan nominal rupiah. Kalau bayar pakai dollar, yang berjualan bingung memberi kembalian," kata Whisnu sambil tersenyum. (an/ar)
Advertisement